Kinerja Manufaktur Tiongkok Versi Pemerintah Meradang

1281

Bukan hal yang baru jika mendengar kabar bahwa kinerja di sektor industri Tiongkok memburuk menjelang sisa tahun 2015 ini. Dalam rilis sebelumnya dilaporkan bahwa perlambatan ekonomi Tiongkok memang harus diakui, dimana dampaknya sangat terasa pada kinerja sektor industri di negara ini, baik dari segi output maupun profitnya yang terpantau masih lanjutkan tren negatif. Sebagai informasi, selama periode Januari-Agustus, laba yang berhasil diambil sektor industri Tiongkok turun -1,9 persen (yoy). (Lihat juga: Kinerja Industri Di Tiongkok Semakin Terpuruk)

Hari ini (1/10) rilis resmi kinerja manufaktur Tiongkok periode September 2015 kembali dipublikasikan oleh 2 (dua) pihak yaitu pemerintah melalui Kantor Statistiknya dan survey swasta yang tertuang pada indeks Caixin Manufacturing. Merujuk pada kinerja manufaktur versi pemerintah, terlihat bahwa kinerja manufaktur Tiongkok pada bulan lalu masih mengalami kontraksi genap memasuki bulan keduanya berturut-turut dengan skor PMI manufaktur berakhir sebesar 49,8 dari dari yang sebelumnya tercatat sebesar 49,7. Dapat dilihat tren kinerja manufaktur Tiongkok versi pemerintah pada gambar dibawah ini:

China NBS Manufacturing PMI

Dalam rilis PMI manufaktur tersebut tercermin bahwa sejauh ini kinerja industri manufaktur Tiongkok masih belum pulih sehingga banyak ekonom menilai langkah-langkah stimulus lanjutan oleh bank sentralnya sangat diperlukan untuk mencegah perlambatan tajam. Masih tertahannya skor PMI manufaktur Tiongkok di zona kontraksi sedikit banyak menggambarkan bahwa tingkat permintaan domestik dan eksternal terhadap bidang manufaktur masih relatif lemah. 

Tapi justru sedikit berbeda dengan kinerja di bidang manufaktur, aktivitas di bidang jasa Tiongkok secara keseluruhan masih terpantau stabil. Hasil survey resmi pemerintah untuk PMI non manufaktur Tiongkok pada bulan September lalu masih bertahan pada zona ekspansi yaitu pada level 53,4 yaitu level yang sama dengan yang berhasil tercatat di bulan sebelumnya. Industri jasa Tiongkok memang menjadi titik terang tunggal bagi perekonomian Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir yang berhasil mengimbangi redupnya aktivitas di sektor pabrik.

Sementara itu pada 19 Oktober mendatang, pemerintah Tiongkok akan merilis data PDB kuartal ketiga yang disinyalir akan bukukan pertumbuhan di bawah target yang dipatok yaitu 7 persen, dan jika hal tersebut terjadi maka laju PDB pada Q3-2015 adalah yang terlemah sejak krisis keuangan global. Beberapa ekonom memperkirakan laju PDB pada Q3 lalu akan berada di kisaran 6,4 persen sehingga berbagai langkah stimulus dan belanja pemerintah yang lebih tinggi sangat diperlukan agar pertumbuhan ekonomi Tiongkok ke depannya tidak makin merosot.

 

 

Stephanie Rebecca/VM/BNV/ Analyst at Vibiz Research Center
Edior: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here