Bank of Korea (BOK) sampai saat ini masih terus mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah memasuki bulan ketiganya berturut-turut setelah terakhir kali melakukan pemangkasan suku bunga. BOK masih mempertahankan suku bungannya hingga saat ini dikarenakan masih melihat bagaimana prospek perekonomian Tiongkok ke depan dan masih menunggu apakah The Fed AS jadi menaikkan suku bunganya pada bulan ini atau tidak.
Siang ini (2/10) BOK kembali merilis data surplus neraca berjalan bulanan negaranya, dalam rilis tersebut terlihat bahwa surplus neraca berjalan Korea Selatan (Korsel) pada bulan Agustus lalu turun menjadi sebesar $ 8.460.000.000 dari sebesar $ 10.110.000.000 yang berhasil dibukukan di bulan sebelumnya yaitu bulan Juli. Dengan demikian, maka pada Agustus lalu adalah bulan ke-2 bagi negara ini mengalami penurunan surplus transaksi berjalan setelah berhasil menyentuh tingkat surplus tertingginya di bulan Juni. Dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Demikian juga dengan surplus transaksi akun barang Korsel juga terpangkas menjadi hanya sebesar $ 8.970.000.000, lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai $ 10.050.000.000. Demikian juga dengan defisit neraca jasa juga turun menjadi $ 1.340.000.000, dari yang semula tercatat sebesar $ 1.920.000.000 di bulan sebelumnya. Membaiknya neraca jasa negara ini disebabkan adanya recovery pada transaksi di bidang layanan transportasi.
Sejauh ini, BOK rate masih dipertahankan di level rendah yaitu sebesar 1,5 persen dengan tujuabn mendorong inflasi agar Korsel terhindar dari jebakan delasi. Namun sayang, nampaknya hal tersebut masih belum mampu mendorong inflasi yang hingga bulan lalu lajunya masih dilaporkan dibawah 1 persen yaitu sebesar 0,6 persen (yoy). Hal ini juga yang membuat BOK pun secara resmi memangkas outlook ekonomi negaranya untuk tahun 2015 ini dengan menurunkan prospek laju pertumbuhan domestik bruto (PDB) menjadi sebesar 2.8% di tahun 2015, lebih rendah dari estimasi di bulan April lalu sebesar 3.1%.
Stephanie Rebecca/VM/BNV/ Analyst at Vibiz Research Center
Edior: Asido Situmorang