Perdagangan Obligasi Rupiah Awal Pekan Meningkat

1069

Terjadi perubahan yang drastis pada obligasi Rupiah dalam perdagangan obligasi awal pekan (5/10) karena data NFP Amerika yang dirilis akhir pekan lalu tidak terduga menunjukkan data yang mengecewakan dollar AS. Dalam rilis tersebut AS hanya  menambahkan 118,000 tenaga kerja pada bulan September (survey 197,000).

Obligasi Rupiah dibuka dengan gap yang meningkat di mana obligasi tenor 10 tahun dengan yield 9.13% dan diperdagangkan meningkat dengan yield menjadi 8.96% hal ini disebabkan UST melonjak ke 1.98%.

Meskipun pasar obligasi sepi dengan sangat sedikit aktivitas dalam pasar interbank namun terpantau harga penawaran  obligasi berubah positif. Akibatnya tidak ada yang mengejar tawaran atau menawar hari ini. Pasokan sangat ketat karena lelang obligasi terakhir hanya dibatasi sebesar 1 triliun Rupiah (dibandingkan dengan target indikatif 8 triliun Rupiah), dan bank sentral tetap menyerap obligasi benchmark di pasar sekunder.

Likuiditas terbatas  khususnya atas seri obligasi tenor 15 tahun dan tenor 20 tahun. Selain terpantau  spread harga beli dan jual melebar mencapai 150 bps. Yield turun dari 26 sampai 33 bps untuk seri obligasi benchmark. Berikut Yield indikatif hari ini:

Obligasi                           Yield Terkini

SPN (1 th)                        6.75% (-.100)

FR69 (5 th)                      8.80%  (-0.30)

FR70 (10 th)                    8.96%  (-0.26)

FR71 (15 th)                    9.05%  (-0.27)             

FR68 (20 th)                    9.10%  (-0.33)

 

Indon25                           4.54%, spread T+ 255

Indon45                           5.74%, spread T+ 370

 

 

Bella Dona/ VBN/VMN /Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here