Survey AIG: Laju Ekspansi Sektor Jasa Australia Masuki Fase Melambat

1189

Nampaknya kondisi ekonomi Australia masih akan terus goyah menjelang sisa tahun 2015 ini, kondisi tersebut tercermin dari terus merosotnya harga bijih besi yang telah mengakibatkan harga logam turun 15 persen sejak September 2014 lalu. Akibat dari masih rendahnya harga komoditi hingga saat ini, tentu saja meski kinerja ekspor negara ini menguat, dampaknya tidak akan terlalu terasa bagi perekonomian Australia. Dampak domino dari pelemahan ekonomi Tiongkok yang merupakan mitra dagang utama Australia dan jatuhnya harga komoditi nampaknya sudah membuat para pelaku bisnis di negara ini kehilangan kepercayaan diri untuk melakukan aktivitas bisnis.

Berdasarkan survey terbaru yang dirilis oleh Australian Industry Group (AIG) pagi ini (5/10), telah dilaporkan bahwa kinerja di sektor jasa Australia pada September lalu memang masih melanjutkan fase ekspansinya memasuki bulan keempatnya berturut-turut pada bulan September lalu tetapi pada fase yang melambat jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sebagai informasi, tren ekspansi kali ini adalah yang terpanjang sejak terakhir kali tercatat pada Maret 2008 silam. Skor PMI AIG Services Index (PSI) pada September lalu turun 3,4 poin ke level 52,3 dari yang semula tercatat pada level 55,7 di bulan Agustus. Dapat dilihat tren kinerja sektor jasa Australia sejak awal tahun 2008 sampai September lalu pada gambar dibawah ini:

Australia Performance Services Index

Dapat dilihat pada gambar diatas bahwa titik tertinggi kinerja di sektor jasa negara ini hanya terjadi di awal (tahun 2008) dan di akhir garis (September 2015 lalu). Meski fase ekspansinya pada bulan lalu sedikit terhambat, tentu saja hal ini tetap perlu diapresiasi mengingat perekonomian global yang sedang lesu. Adapun ekspansi lanjutan dari sektor jasa pada bulan September lalu ditandai dengan pertumbuhan di enam sub indikator dari sembilan sub yang membentuk indikator sektor jasa. Meningkatnya ke-6 sub sektor tersebut merupakan pertanda positif bahwa perekonomian domestik di negara ini telah merespon baik stimulus yang diberikan bank sentralnya dari suku bunga rendah dan penurunan lebih lanjut dalam dolar Australia.

Hingga saat ini faktor yang masih jadi penghambat terbesar melambatnya laju pertumbuhan Australia adalah tergelincirnya aktivitas perdagangan internasional, terutama dalam hal ekspor. Sebagian besar perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan dan kegiatan konstruksi di Australia bukukan penurunan ekspor yang cukup tajam di sepanjang kuartal kedua lalu hingga saat ini. Meski demikian, Gubernur Bank Sentral Australia (RBA), Glenn Stevens, tetap optimis mengenai perekonomian Australia ke depan meskipun perekonomian Tiongkok sedang terpuruk dan mengakibatkan harga komoditi global jatuh yang selama ini menjadi andalan ekspor Australia.

 

 

Stephanie Rebecca/VM/BNV/ Analyst at Vibiz Research Center
Edior: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here