Index dollar AS yang mengukur kekuatan dollar terhadap sekeranjang mata uang utama tampak rapuh hingga hari ketiga perdagangan pekan ini (7/10). Setelah terpukul oleh laporan Non Farm Payroll (NFP) yang sama sekali tidak menudukung keyakinan The Fed untuk menaikan suku bunga. Kini dari sektor non-manufaktur dan sektor perdagangan memberikan catatan kurang baik, sehingga dollar AS tidak memiliki kesempatan untuk memperbaiki sentimen negatif NFP.
Di sesi New York kemarin (6/10) defisit Perdagangan AS melebar pada periode Agustus yakni sebesar US$ -48.3 Milyar lebih bengkak dari defisit bulan Juli di US$ 41,8 miliar. Setelah data ini rilis maka pada perdagangan hari ini tidak ada lagi arahan dari kawasan ekonomi AS. Dengan demikia dollar AS sangat rentan lemah oleh ingatan data mengecewakan NFP, sektor non Manufaktur, serta defisit neraca perdagangan.
Kini pergerakan index dollar AS bergantung pada kuat atau lemah indikator ekonomi negara mata uang lainnya yang akan rilis hari ini. Dari Jepang akan ada rilis suku bunga dan konperensi pers BoJ, kemudian di Inggris juga akan mengumumkan suku bunga serta isi notulen rapat Komite Kebijakan Moneter Inggris, serta rentetan data lainnya dari Jerman, Swiss dan Kanada.
Mengamati pergerakan dollar index AS saat ini (03:03:03 GMT) sedang bergulir di kisaran 95.42, belum ada upaya koreksi signifikan dari penutupan dini hari di level 95.44. Pada perdagangan kemarin (6/10) index ini mengalami penutupan bearish dari pembukaan 96.21 hingga rendah di level 95.38.
Secara teknikal, Analyst Vibiz Resarch Center melihat index dollar AS kemarin mendapat tekanan jual sangat dalam dengan indikasi tanpa balas melampaui level pembukaan kemarin dan tak mampu mengatasi 96.00. Sehingga berdasarkan level tinggi dan redah sebebelumnya maka potensi bearish index ini ada pada support kisaran 95.00 dengan antisipasi resisten terdekat kisaran 95.64.
Irfan Purnawan/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang