Mata uang rupiah pada perdagangan Rabu pagi melanjutkan rally kuat yang terjadi pada sesi perdagangan kemarin (7/10). Rupiah memasuki fase peningkatan ketiganya dipicu oleh berkurangnya kemungkinan Fed menaikkan suku bunga acuan tahun ini.
Nilai tukar dollar AS melemah setelah pasar merespon data dari sektor tenaga kerja yang masih lesu. Kepastian Amerika Serikat menaikkan tingkat bunga makin lama makin kecil, bahkan kemungkinan lebih besar (suku bunga naik) di 2016. Itu yang membuat semua mata uang menguat, yang sangat undervalue, menguat. Kenaikan mata uang regional ini juga termasuk rupiah.
Sentimen positif terhadap rupiah juga ditopang oleh membaiknya kondisi bursa saham dalam negeri. Pagi ini IHSG tampak melanjutkan kenaikan ke posisi paling tinggi sejak akhir bulan Agustus lalu atau nyaris 1,5 bulan belakangan.
Hari ini rupiah terpantau mengalami pembukaan pada posisi 14.179,50 per dollar AS. Mata uang lokal tersebut mengalami kenaikan mantap dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin yang berada di level 14.241,00 per dollar AS. Saat ini rupiah sudah mengalami kenaikan tajam. Rupiah sudah membukukan kenaikan sebesar 203,50 poin atau 1,43 persen pada posisi 14.037,50 per dollar.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan hari ini berpotensi untuk bertahan di teritori positif. Paket kebijakan ekonomi yang dirilis pemerintah tampaknya memperoleh sambutan yang cukup baik di pasar hingga dapat meringankan tekanan terhadap mata uang rupiah.
Mata uang rupiah hari ini berpotensi mengetes level resistance pada posisi 13.900 dan 13.800 per dollar AS. Sedangkan level support harian yang akan dites jika rupiah mengalami penurunan lanjutan ada pada 14.200 dan 14.300 per dollar.
Ika Akbarwati/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens