Seperti diketahui pertumbuhan ekonomi Indonesia memang sedang melambat selama setahun terakhir ini. Perlambatan ekonomi saat ini tidak lepas dari peran Tiongkok yang kondisi ekonominya kian memburuk. Perlu dimengerti, hubungan dagang Indonesia-Tiongkok sangat erat karena selama ini Tiongkok selalu menjadi top 3 negara tujuan ekspor Indonesia. Akibat dari melambatnya perekonomian Nasional, banyak sektor industri mulai “terpukul” dan ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menjadi tidak asing lagi ditelinga.
Namun demikian, nampaknya investasi di sektor industri khususnya tekstil dan produk tekstil (TPT) serta alas kaki masih berhasil bukukan pertumbuhan. Berdasarkan Catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada semester I-2015 realisasi investasi sektor TPT tumbuh 58 persen, sedangkan sektor alas kaki melonjak 613 persen, dibandingkan periode sama tahun lalu. Kendati demikian, kedua sektor industri yang berkontribusi besar terhadap ekspor tersebut masih menghadapi banyak tantangan.
Tantangan pertama adalah bahan baku yang banyak didatangkan dari impor. Tantangan kedua, adalah permintaan pasar domestik untuk produk hasil industri TPT dan alas kaki yang menurun, akibat rendahnya daya beli masyarakat. Sedangkan tantangan lain yang masih dihadapi saat ini yakni membanjirnya produk bekas yang masuk ke Indonesia baik legal maupun ilegal.
Sejauh ini, tercatat sudah ada 17 perusahaan yang bergerak di bidang TPT dan alas kaki meminta bantuan pemerintah. Dari jumlah tersebut pemerintah akan memprioritaskan 13 perusahaan untuk difasilitasi sebab, empat dari 17 perusahaan tersebut sudah betul-betul tutup produksi. Tetapi sebanyak 8 dari 13 perusahaan tersebut telah mengurangi kapasitas atau volume produksi, sedangkan 5 perusahaan berencana tutup. Sebagai informasi, jumlah tenaga kerja di 17 perusahaan tersebut mencapai 23.800 karyawan.
Saat ini BKPM dan pemerintah tengah mengupayakan agar tidak semakin banyak perusahaan yang bergerak di bidang TPT dan alas kaki yang tutup mengingat pentingnya peranan kedua sektor industri ini dimana selama ini sudah memberikan kontribusi cukup besar terhadap ekspor non-migas RI. Namun demikian, tantangan perdagangan bebas ke depan diakui akan semakin berat. Saat ini sudah ada 12 negara yang menguasai 40 persen perdagangan dunia, dimana Amerika Serikat (AS) masih jadi pemain utama. Sedangkan di Asia Tenggara, negara-negara yang masuk dalam kategori 12 negara tersebut adalah Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Brunei Darussalam. Dimana Vietnam saat ini adalah negara yang paling “mengancam” posisi perdagangan Indonesia.
Stephanie Rebecca/VM/BNV/ Analyst at Vibiz Research Center
Edior: Asido Situmorang