Omset Ritel Singapura Rebound Oleh Penjualan Kendaraan Bermotor

703

Masih di pekan ini, sebelumnya dilaporkan bahwa laju PDB Singapura pada Q3 lalu bukukan pertumbuhan sebesar 1,4 persen (yoy), sedikit melambat jika dibandingkan dengan laju PDB yang tercatat pada periode Q3-2014 lalu yang kala itu berhasil bukukan pertumbuhan sebesar 2 persen (yoy). Sedangkan jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, laju PDB Singapura pada Q3 tahun ini lebih baik karena bukukan pertumbuhan sebesar 0,1 persen dari yang semula tercatat kontraksi sebesar -2,5 persen. (Lihat juga:Rilis Awal PDB Singapura Tunjukkan Pertumbuhan Lebih Dari 1%)

Menyusul rilis tersebut, Departemen Statistik Singapura siang ini (15/10) kembali melaporkan data pertumbuhan penjualan ritel bulanan negaranya untuk periode yang berakhir pada Agustus 2015 lalu. Secara tak terduga omset penjualan ritel negara tetangga Indonesia ini bukukan kenaikan penjualan pada Agustus lalu. Tercatat bahwa laju penjualan ritel Singapura naik 6,1 persen (yoy) pada Agustus lalu, meningkat dari yang tercatat di bulan sebelumnya yang hanya bukukan pertumbuhan sebesar 5,2 persen (yoy). Dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Singapore Retail Sales MoM

Dalam rilis tersebut disebutkan bahwa laju pertumbuhan ritel tersebut didorong oleh penjualan kendaraan bermotor, yang berhasil bukukan kenaikan tajam sebesar 43,9 persen. Oleh sebab itu jika omset pertumbuhan ritel pada Agustus lalu tidak memasukkan item penjualan kendaraan bermotor, maka laju pertumbuhan penjualan ritel Singapura di bulan tersbeut hanya tercatat sebesar 1,3 persen. Sementara itu omset penjualan di department store juga bukukan pertumbuhan sebesar 5,1 persen dan penjualan di supermarket juga naik 3 persen.

Meski demikian, pemerintah Singapura nampak tetap optimis dengan tetap mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Singapura pada kisaran 2,0-2,5 persen. Kondisi ekonomi Singapura saat ini memang sedang tidak begitu baik, perlu diketahui, kinerja sektor manufaktur Singapura mengalami kontraksi hingga -6,0 persen pada Q3 tahun ini. Kontraksi ini terutama disebabkan oleh penurunan output dari elektronik, manufaktur biomedis dan rekayasa transportasi cluster.

 

 

 

Stephanie Rebecca/VM/VBN/ Analyst at Vibiz Research Center
Edior: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here