Ketergantungan Indonesia Pada Tiongkok Masih Besar

1171

Seperti sudah dilaporkan kemarin (16/10), nilai ekspor Indonesia periode September 2015 tercatat mencapai US$12,5 miliar atau menurun 1,55 persen dibanding ekspor periode Agustus 2015. Demikian juga jika dibanding dengan periode September 2014 maka juga bukukan penurunan sebesar 17,98 persen. Ekspor nonmigas periode September 2015 tercatat mencapai US$11,1 miliar, atau turun 1,06 persen jika dibanding Agustus 2015, demikian juga dibanding ekspor September 2014 yang tercatat turun 12,45 persen.

Sementara itu untuk nilai impor Indonesia September 2015 mencapai US$11,51 miliar atau turun 7,16 persen apabila dibandingkan dengan periode Agustus 2015. Demikian pula jika dibandingkan September 2014 maka juga tercatat turun sebesar 25,95 persen. Impor nonmigas pada September 2015 mencapai US$9,60 miliar atau turun 6,72 persen jika dibandingkan dengan periode Agustus 2015 dan turun 19,29 persen jika dibandingkan September 2014.

Dalam rilis tersebut tercatat bahwa laju ekspor nonmigas dari Tanah Air ke Amerika Serikat (AS) periode September 2015 lalu mencapai angka terbesarnya yaitu sebesar US$1,3 miliar, lalu disusul Jepang sebesar US$1,1 miliar dan Tiongkok sebesar US$1,1 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 30,93 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) pada periode tersebut tercatat sebesar US$1,2 miliar. Terlihat bahwa AS, Tiongkok dan Jepang masih menjadi negara tujuan ekspor utama Indonesia sampai saat ini.

Sementara itu, tiga negara asal barang impor nonmigas terbesar Januari-September 2015 adalah Tiongkok dengan nilai impor sebesar US$21,49 miliar (24,28 persen), Jepang sebesar US$10,20 miliar (11,52 persen), dan Singapura sebesar US$6,64 miliar (7,50 persen). Impor nonmigas dari ASEAN mencapai pangsa pasar 21,99 persen, sementara dari Uni Eropa 9,58 persen.

Sejauh ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mengakui bahwa neraca perdagangan Indonesia dengan Tiongkok tidak pernah mencatatkan surplus. Pada bulan September 2015, nilai impor RI dari Tiongkok mencapai US$2,48 miliar, sedangkan nilai ekspornya hanya US$1,05 miliar. Dengan demikian, defisit neraca perdagangan RI-Tiongkok pada September 2015 adalah sebesar US$1,43 miliar.

Secara kumulatif, di sepanjang periode Januari-September 2015, nilai impor RI dari Tiongkok mencapai US$21,49 miliar, sedangkan nilai ekspornya hanya sebesar US$9,92 miliar. Dengan demikian, neraca perdagangan RI-Tiongkok di sepanjang Januari-September 2015 mencetak defisit sebesar US$11,57 miliar. Berdasarkan data BPS, 10 golongan barang utama ini adalah yang paling banyak diimpor RI dari Tiongkok sepanjang Januari-September 2015:

1. Mesin-mesin/pesawat mekanik, US$5,26 miliar
2. Mesin/peralatan listrik, US$4,60 miliar 
3. Besi dan baja, US$1,40 miliar
4. Benda-benda dari besi dan baja, US$805 juta
5. Bahan kimia organik, US$765 juta
6. Plastik dan barang dari plastik, US$740 juta
7. Pupuk, US$479 juta
8. Bahan kimia anorganik, US$400 juta
9. Filamen buatan, US$394 juta 
10. Kapas, US$385 juta 

Adapun barang lain yang juga diimpor dari Tiongkok nilainya mencapai US$6,44 miliar. Untuk diketahui, data BPS yang dirilis ini merupakan data neraca ekspor-impor sementara sampai September 2015. Hal ini disebabkan adanya jarak antara realisasi ekspor-impor dengan pencatatan BPS. Memang bukan isu baru bahwa posisi neraca perdagangan Indonesia-Tiongkok timpang, di mana Indonesia selalu berada pada posisi defisit dagang yang besar.

Terkait hal ini, Kemendag RI sebetulnya sudah melakukan kajian tentang bagaimana cara meningkatkan penetrasi produk ekspor di Tiongkok, Kemendag juga mengingatkan Tiongkok tentang adanya komitmen negara itu untuk merealisasikan target perdagangan bilateral. Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag pun berjanji akan terus mempromosikan produk ekspor nasional di provinsi-provinsi seluruh Tiongkok antara lain dengan pembentukan trading house di Shanghai dan Nanning.

 

 

 

Stephanie Rebecca/VM/VBN/ Analyst at Vibiz Research Center
Edior: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here