Hingga sesi Eropa di akhir pekan ini (16/10) kurs Sterling bergerak flat, begitu juga dengan pergerakan kemarin yang mengalami penutupan tipis. Pergerakan dua hari belakangan ini kontras dengan pergerakan kurs sterling pada hari Rabu (14/10). Dari sisi fundamental, Sterling menikmati kelemahan dollar AS oleh serapan tenaga kerja dan tingkat upah yang tumbuh stagnan kemudian dilanjutkan dengan penjualan retail yang anjlok. Data ini menimbulkan ekspektasi kenaikan suku bunga AS menjadi mundur sehingga dollar mulai kehilangan peminatnya.
Kondisi ini telah dijadikan momentum pergerakan bullish kurs Sterling terhadap dollar AS selama sepekan yang juga didukung oleh tingkat pengangguran Inggris turun 5,4% pada bulan September da perumbuhan upah naik menjadi 3.0% termasuk bonus. Indikator sektor tenaga kerja Inggris ini juga dijadikan pertahan ketika data infalsi inti AS yang naik 1.9% di bulan Setember berhasil mempertahankan argumen Fed Rate berkesempatan dinaikan di akhir tahun 2015.
Tarik menarik arahan fundamental dari kedua kawasan ekonomi Inggris dan Amerika Serikat tersebut membuat pergerakan GBPUSD dua hari belakangan cenderung flat menandai sikap pasar belum memiliki kecenderungan arah jelas selanjutnya. Di akhir pekan ini pelaku pasar akan mempertimbangakn kemajuan yang berhasil diperoleh dari output industri dan manufaktir AS bulan September serta survei konsumen AS dari Michigan untuk bulan Oktober.
Memantau kurs Sterling pada pair GBPUSD saat ini (09:24:11 GMT) bergulir di kisaran 1.5450 masih menempel dari penurupan harian 1.5454. Pada perdagangan kemarin (15/10) pair ini ditutup melemah tipis dari pembukaan 1.5474 dengan capaian tinggia 1.5507 dan rendah di harga 1.5414.
Secara teknikal, Analyst Vibiz Resarch Center melihat pergerakan GBPUSD berada pada fase sideways menati arahan fundamental AS dan hari ini tampak begerak pada rentang resisten 1.5500 dan support 1.5400. Berdasarkan harga tinggi dan rendah sebelumnya maka pergerakan GBPUSD masih akan sidewasy jika belum keluar dari rentang su[pport resistent tersebut.
Irfan Purnawan/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center