Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau mengalami koreksi terbatas dengan pasar yang fluktuatif diwarnai oleh aksi profit taking investor sebagaimana prediksi pekan lalu, sehingga secara mingguan bursa ditutup terkoreksi ke level 4,521.88.
Untuk minggu berikutnya ini (19 – 23 Oktober) bursa tampaknya masih akan cenderung positif dalam dinamika pasar yang kemungkinan lebih terbatas. Secara mingguan, IHSG berada antara support di level 4415 dan kemudian 4012, sedangkan resistance level di posisi 4640 dan 4775.
Mata uang rupiah seminggu lalu terpantau terkoreksi melemah dari penguatan tajam sebelumnya, di mana secara mingguan rupiah melalui koreksi melemah terbatas ke level 13,520. Kurs USDIDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 14,235 dan 14,800, sementara support di level 13,240 dan 13,020.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
• Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Building Permits pada Selasa malam; disambung dengan data tenaga kerja Unemployment Claims pada Kamis malam.
• Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis pengumuman Minimum Bid Rate ECB Eropa pada Kamis sore yang diperkirakan masih akan bertahan di level rendah 0.05%; ditutup dengan data German Flash Manufacturing PMI pada Jumat sore.
• Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis GDP q/y dari China pada Senin pagi.
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar terlihat melemah memasuki minggu ketiganya secara global, walau lebih terbatas pelemahannya, dengan suasana pasar adanya penundaan kenaikan suku bunga, di mana secara mingguan index dollar AS terpantau melemah ke level 94.690. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau naik turun dan berakhir stabil seputar level 1.1354. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.1090 dan 1.1015 sementara resistance pada 1.1460 dan kemudian 1.1720.
Poundsterling minggu lalu terlihat menguat ke level 1.5436 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.5660 dan 1.5820 sedangkan support pada 1.5090 dan kemudian 1.4565. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 119.49. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 121.65 dan 125.26, serta support pada 118.15 serta level 116.20. Sementara itu, Aussie dollar terpantau naik tipis ke level 0.7271. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.6900 dan 0.6775, sementara resistance level di 0.7450 dan 0.7655.
Pasar saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum cenderung menguat walau ada koreksi terbatas mengikuti pergerakan bursa Amerika dan harapan bahwa akan ada lagi program stimulus dari China. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau mengalami koreksi terbatas ke level 18291.
Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 19210 dan 20665, sementara support pada level 17400 dan lalu 17265. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 23067. Minggu ini akan berada antara level resistance di 24135 dan 25660, sementara support di 20500 dan 20240.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau menguat di minggunya yang ketiga dengan situasi pasar yang cenderung pro kepada kebijakan uang longgar (easy money policy) melalui penundaan kenaikan suku bunga the Fed. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat 0.77% ke level 17,212.50, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 17565 dan 17775, sementara support di level 16730 dan 15935. Index S&P 500 minggu lalu menguat 0.99% ke level 2,025.91 dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2035 dan 2080, sementara support pada level 1970 dan 1860.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau lanjut menguat secara terbatas dan berakhir dalam harga emas dunia yang menguat tipis ke level $1174.80 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1206 dan berikut $1232, serta support pada $1150 dan $1098. Di Indonesia, harga emas terpantau naik ke level Rp509,709.
Dinamika harga instrumen investasi di sebagian pasar saat ini nampaknya sedang diwarnai konsolidasi. Di balik konsolidasi, pengertiannya itu seperti kalau kita naik tangga terus, maka ada waktunya kita ingin istirahat sejenak. Itulah dia konsolidasi! Pasar agak dalam “range-bound” dengan rentang harga yang sempit atau terbatas. Dalam situasi seperti ini, Anda pun tetap dapat mengalami profit. Caranya; mungkin Anda perlu belajar. Mari belajar bersama pelatihan yang ada di VBLC, pastinya itu akan bermanfaat, tidak jauh dari apa yang kita kejar. Salam sukses bagi Anda, pembaca setia Vibiznews!
CEO Vibiz Counsulting
Vibiz Consulting Group
Editor: Jul Allens