Mata uang dolar Singapura di perdagangan valas hari ini (22/10) tampak kesulitan menekan dollar AS meskipun hari ini terlihat mencoba menguat membalas 4 hari pelemahan terhadap dollar AS. Pijakan dollar AS masih kokoh oleh data inflasi inti yang mengalami kenaikan secara tahunan, meski inflasi total di angka negatif dua bulan berturut pada bulan Agustus dan Septmeber. Mata uang Singapura telah kehilangan momentum dari melemahnya dollar AS sejak empat hari perdagangan melemah secara gradual.
Dari ruang data, hari ini pair USDGD akan menerima arahan dari data perumahan AS (existing home sales) yang diperkirakan stagnan atau menurun, dan klaim pengangguran AS diperkirakan sedikit naik setelah rekor terendah minggu lalu sejumlah 255 ribu orang. Jika demikian dolar AS akan sedikit melonggarkan penguatanya.
Prospek pergerakan naik dolar Singapura tampaknya akan tertahan oleh sentimen data data inflasi yang aka dirilis hari Kamis (23/10) untuk periode September yang diperkirakan masih di angka negatif secara tahunan. Memantau kurs dollar Singapura pada pair USDSGD saat ini (08:38:11 GMT) berada di harga 1.3923, bergulir turun 1.3941. Pada perdagangan kemarin (21/10) pair ini dututup bullish dari pembukaan 1.3905 dengan capaian rendah di harga 1.3864.
Mengukur kekutan dollar Singapura terhadap Rupiah pada pair SGDIDR saat ini bergulir di kisaran 9,752.26. Berdasarkan transaksi antar bank di Indonesia menurut kurs transaksi BI, hari ini (22/10) harga jual dollar Singapura turun menjadi 9,850.53 dibandingkan dengan harga jual hari Selasa (21/10) di harga 9,902.87.
Secara teknikal, Analyst Vibiz Resarch Center melihat pergerakn pair USDSGD telah berahasil mengatasi resisten 1.3916. Berdasarkan harga tinggi dan rendah sebelumnya, maka diperkirana target selanjutnya berada di resisten kisaran 1.3970 dengan resiko berbalik arah pada support kisaran 1.3900.
Irfan Purnawan/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang