Dolar Australai pada perdagangan akhir pekan ini (23/10) menunjukkan kinerja paling baik terhadap dolar AS. Tidak ada rilis data fudamental dari kawasan Australia, meskipun dari Tiongkok telah ditunjukan CB Leading Economic Index periode September naik 1.6% dari 1% untuk periode September. Namun data ini bukan satu-satunya yang mendukung kinerja baik kurs Aussie saat ini.
Ditengah penguatan dolar AS terhadap mata uang utama lainya, tampaknya sentimen pasar pada Aussie masih dipengaruhi oleh notulen rapat RBA yang mejelaskan bahwa belum perlu menurunkan suku bunga untuk beberapa waktu kedepan meskipun kekhawatiran tentang ekonomi Tiongkok masih ada. Sentimen positif notulen RBA tersebut terlihat membuat kurs Aussie pada perdagangan kemarin hanya ditutup flat meski tekanan dolar kuat oleh data dan kelemahan survei bisnis oleh NAB.
Dengan rilis data Leading Economic Index Tiongkok mengalami kenaikan dan suku bunga Australia sedang jauh dari rencana penurunan, dua kondisi ini memberi keleluasaan dolar Australia untuk bullish hingga sesi Eropa. Sementara dari kawasan ekonomi AS malam ini hanya akan merilis data PMI Flash Manufacturing dari Markit untuk periode Oktober. Jika data ini diperkirakan naik tipis maka hanya akan sedikit mempengaruhi pair AUDUSD, sehingga sentimen bullish Aussie hingga akhir sesi berpotensi bertahan.
Memantau kurs Aussie pada pair AUDUSD saat ini (07:21:11 GMT) menguat mantap dari pembukaan 0.7205 dan sedang bergulir di harga 0.7276. Pada perdagangan kemarin (22/10) pair ini hanya mengalami penutupan flat dari pembukaan 0.7209 dengan capaian tinggi 0.7239 dan rendah 0.7181.
Secara teknikal, Analyst Vibiz Resarch Center melihat pergerakan AUDUSD hari ini tampaknya mencoba mengakhiri fase koreksi dengan penolakan harga yang tidak menembus support 0.7200. Berdasarkan harga tinggi dan rendah sebelumnya pair ini diperkirakan akan menguji kembali resisten 0.7300 dan melampaui resisten tersebut pada perdagangan pekan depan dengan support kuat masih berada di 0.7200.
Irfan Purnawan/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang
