Market Outlook 26-30 Oktober 2015

938

Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau menguat cukup tajam sejalan dengan kenaikan bursa kawasan dan global oleh rencana pelonggaran moneter dari Eropa serta respon positif pasar atas kebijakan ekonomi paket 1-5, sehingga secara mingguan bursa ditutup menguat 2.9% ke level 4,653.15.

Untuk minggu berikutnya ini (26 – 30 Oktober) bursa tampaknya masih akan cenderung positif mengarah ke resistance terdekat dengan kemungkinan aksi profit taking pendek di tengah minggu. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 4775 dan 4930, sedangkan support di level 4415 dan kemudian 4012.

Mata uang rupiah seminggu lalu terpantau terkoreksi melemah lagi terhadap US dollar yang memang sedang rebound keperkasaannya di pasar global, di mana secara mingguan rupiah melemah ke level 13,630. Kurs USDIDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 14,235 dan 14,800, sementara support di level 13,240 dan 13,020.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting, termasuk pengumuman suku bunga the Fed dan bank sentral Selandia Baru (RBNZ). Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
•    Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Core Durable Goods Orders m/m dan CB Consumer Confidence pada Selasa malam; dilanjutkan dengan rilis pengumuman Federal Funds Rate pada Kamis dini hari yang diperkirakan kali ini masih bertahan di level 0.25%; disambung dengan data tenaga kerja Unemployment Claims dan Advance GDP q/q pada Kamis malam.
•    Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data German Ifo Business Climate pada Senin sore; diikuti dengan data Prelim GDP q/q Inggris pada Selasa sore.
•    Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis RBNZ Rate Statement (Selandia Baru) pada Kamis subuh yang diperkirakan bertahan di level 2.75%.

Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar terlihat bangkit menguat, setelah melemah tiga minggu lamanya, oleh pelemahan mata uang euro akibat rencana pelonggaran moneter bank sentral Eropa (ECB), di mana secara mingguan index dollar AS terpantau menguat ke level 97.020. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau melemah ke level 1.1012. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.0920 dan 1.0815 sementara resistance pada 1.1495 dan kemudian 1.1720.

Poundsterling minggu lalu terlihat melemah ke level 1.5313 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.5660 dan 1.5820 sedangkan support pada 1.5090 dan kemudian 1.4565. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir menguat ke level 121.43. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 121.65 dan 125.26, serta support pada 118.15 serta level 116.20. Sementara itu, Aussie dollar terpantau turun tipis ke level 0.7217. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.6900 dan 0.6775, sementara resistance level di 0.7450 dan 0.7655.

Bursa Saham Global
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat terpengaruh oleh kabar rencana bank sentral Eropa (ECB) yang akan segera melepaskan program stimulus yang besar untuk mendongkrak perekonomian. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau mengalami kenaikan ke level 18825. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 19210 dan 20665, sementara support pada level 17820 dan lalu 17265. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 23151. Minggu ini akan berada antara level resistance di 24135 dan 25660, sementara support di 22345 dan 20500.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau menguat lagi di minggunya yang keempat setelah bank sentral China dilaporkan memangkas kembali suku bunganya –yang keenam kalinya sejak tahun lalu. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat ke level 17,646.90, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 17775 dan 18185, sementara support di level 16730 dan 15935. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 2,069.44 dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2080 dan 2105, sementara support pada level 2010 dan 1970.

Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau mengalami koreksi oleh penguatan mata uang dollar dan berakhir dalam harga emas dunia yang melemah tipis ke level $1164.25 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1206 dan berikut $1232, serta support pada $1150 dan $1098. Di Indonesia, harga emas terpantau turun ke level Rp505,269.

Apa yang terjadi di pasar global nyatanya memiliki kaitan erat dengan pasar domestik. Volatilitas pasar investasi global jelas berpengaruh di sini. Investor lokal dituntut memiliki juga pengetahuan akan situasi pasar dunia secara intense dari waktu ke waktu. Hal ini, untuk sebagian investor awam, tidak mudah dipahami. Memang pasar internasional bukan perkara mudah untuk dimengerti. Diperlukan pengenalan pasar yang secara konsisten harus di-monitor terus. Di sinilah kelebihan dari vibiznews.com sebagai media investasi online lokal dengan coverage global secara intense. Anda cukup tinggal mengikuti ulasan berita,  analisis dan rekomendasi instan kami. Jadi mudah bukan? Terima kasih bagi Anda yang telah setia bersama kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

alfredBy Alfred Pakasi ,

CEO Vibiz Counsulting
Vibiz Consulting Group

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Jul Allens

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here