Selepas pada perdagangan bursa saham Korea Selatan dibulan Oktober yang lalu, tampak indeks Kospi berhasil mencatatkan penguatan tertinggi dalam tiga bulan, dimana penguatan dalam satu bulan tersebut dikarenakan oleh dorongan sentimen positif dalam negeri serta kinerja menakjubkan emiten-emiten besar yang dikarenakan oleh polemik Volskwagen.
Pulihnya kinerja produksi industri dalam negeri secara tahunan dan bulanan dibulan Oktober yang lalu, dengan menjadi 0.3% dari hasil rilis sebelumnya pada -3.2%, dengan ekspektasi pertumbuhan menjadi -0.26% secara tahunan, dan 0.4% dari hasil rilis sebelumnya pada posisi -0.3% secara bulanan, serta meningkat tajamnya perolehan surplus neraca perdagangan dalam negeri dibulan September yang lalu, dengan menjadi $ 8.90B dari hasil rilis sebelumnya pada $ 4.27B, yang dikarenakan oleh adanya perbaikan atas kinerja ekspor dalam negeri yang menjadi -8.3%, dari hasil rilis sebelumnya pada -14.9% tampak berhasil menjadi sentimen penguat terbesar bagi perdagangan bursa saham Korsel diawal bulan Oktober.
Sentimen positif tersebut tampak masih berlanjut hingga pekan ketiga Oktober, dimana secara mengejutkan pertumbuhan penganguran dalam negeri menunjukan angka penurunan menjadi 3.5%, dari hasil rilis sebelumya pada 3.6%, perolehan cadangan devisa yang menunjukan adanya peningkatan terbatas dengan mejadi $ 368.11B dari hasil rilis sebelumnya pada $ 367.94B, stabilnya tingkat suku bunga dalam negeri pada kisaran 1.5%, serta adanya peningkatan harga ekspor dalam negeri meskipun masih berada dalam teritori negatif, tampak sukses menjadi sentimen penguat disepanjang pekan kedua dan ketiga Oktober, dengan indeks Kospi yang berhasil mencapai level tertinggi dalam lima belas pekan.
Menjelang akhir bulan, tampak para investor sempat menantikan dengan cemas akan kodisi terkini perekonomian dalam negeri, dimana terdapatnya rilis data akan perkiraan pertumbuhan PDB Q3, yang tumbuh pesat menjadi 2.6%, dari hasil rilis sebelumnya pada 2.2%, dengan ekspektasi pertumbuhan menurut para ekonom yang menjadi 2.4%, Business Confidence yang melesat menjadi 71 basis poin dari hasil rilis sebelumnya pada 68 basis poin. kinerja produksi industri yang melompat tinggi menjadi 2.4% dari hasil rilis sebelumnya pada 0.1%, dimana kinerja produksi industri tersebut merupakan kinerja tertinggi dalam 54 bulan terakhir. Selain itu turut disokong oleh kinerja penjualan retail yang menanjak naik menjadi 5.5%, dari hasil rilis sebelumny pada 2%, serta kinerja produksi sektor manufaktur yang melesat menjadi 2.5%, dari hasil rilis sebelumnya pada 0%, berhasil memberikan angin segar bagi pergerakan indeks Kospi hingga diakhir bulan, meskipun sempat diterjang oleh buruknya kinerja sektor energi dalam negeri yang merupakan imbas dari menurunnya harga minyak dunia yang sempat mencapai harga terendah pada $42.58/barel.
Selain diperkuat oleh sentimen positif dalam negeri, tampak turut sektor otomotif berhasil membangkitkan pergerakan indeks Kospi selama beberapa sesi perdagangan, yang merespon pada mencuatnya kasus penipuan uji emisi kendaraan mobil disel oleh Volskwagen, yang berbuntut pada insiden penarikan mobil, sehingga memberikan angin segar bagi industri otomotif untuk meningkatkan kepercayaan dan pembelian otomotif dalam negeri. Saham penguat tersebut adalah saham KIA Motor, saham Hyundai Motor, saham Samsung Electronics, Samsung SDI, saham Samsung Securities, saham LG Electronics, saham LG Display, saham LG Chem, saham Hyundai Securities, saham Daewoo Securities, saham POSCO.
Disepanjang bulan Oktober yang lalu, pergerakan indeks spot Kospi berhasil mencatatkan pertumbuhan signifikan sebesar 66.66 poin atau 3.29%, dengan menjadi 2.029,47 poin dari posisi penutupan diakhir perdagangan bursa saham bulan sebelumnya pada posisi 1.962,81 poin serta berhasil meraup keuntungan terbesar dibulan tersebut pada posisi 2.064,71 poin dengan kerugian terbesar dibulan tersebut pada posisi 1.958,63 poin.
Serupa dengan pergerakan indeks berjangka Kospi dibulan Oktober, yang berhasil mencatatkan penguatan sebesar 12.70 poin atau 5.10%, dengan menajdi 249.41 poin dari posisi penutupan diakhir bulan sebelumnya pada posisi 236.71 poin serta berhasil mencatatkan lonjakan saham terbesar disepanjang bulan Oktober pada posisi 253.36 poin sengan level terendahnya pada posisi 235.83 poin.
Berlanjut pada perdagangan bursa saham Korsel untuk sepanjang bulan November nanti, diperkirakan para ivestor akan menantikan beberapa rilis sentimen penting dalam negeri, yang akan dapat mengerakan bursa saham Korsel secara signifikan seperti data Laporan Neraca Perdagangan dibulan Oktober yang diindikasikan akan mengalami penurunan surplus perdagangan, yang merupakan dampak dari menurun tajamnya kinerja ekspor dalam negeri, meningkatnya kinerja Current Account dibulan September, meningkatnya kinerja manufaktur PMI dalam negeri dibulan Oktober, laju inflasi dalam negerii yang terindikasi akan mengalami peningkatan baik secara tahunan dan bulanan dibulan Oktober, Cadangan Devisa yang sedikit meningkat. Namun perlu diwaspadai akan adanya rilis data yang cukup mengecewakan menjelang akhir bulan, dimana akan adanya indikasi penurunan suku bunga bank oleh Bank of Korea (BOK), PPI tahunan dan bulanan yang diperkirakan akan sedikit terkoreksi, serta penurunan kinerja produksi industri dan manufaktur dalam negeri.
Melihat pada hasil penutupan indeks Kospi dibulan Oktober, dimana garis MA5 yang masih berada pada teritori atas BB10 weekly, namun pada indiktor Stochastic weekly yang menunjukan adanya indikasi penurunan diperdagangan pekan selanjutya, maka Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan indeks Kospi disepanjang pekan pertama November nanti akan memiliki pergerakan dengan range normal pada level resistance pertama pada posisi 251.45 poin dengan MA5 atas BB10 weekly dan resistance kedua pada posisi 253.70 poin dengan MA5 atas BB10 weekly, serta level support pertama pada posisi 247.35 poin dengan MA5 atas BB10 weekly, dan support kedua pada posisi 245.55 poin dengan MA5 tengah BB10 weekly.
Hendri Timotius/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens