Market Outlook 2-6 November 2015

796

Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau balik melemah oleh aksi profit taking para investor dengan bursa kawasan yang cenderung juga mixed, sehingga secara mingguan bursa ditutup melemah ke level 4,455.18. Untuk minggu berikutnya ini (2-6 November) bursa tampaknya berpeluang rebound di level support terdekat sementara investor juga menantikan arah pasar berikutnya. Secara mingguan, IHSG berada antara resistancelevel di posisi 4696 dan 4930, sedangkan support di level 4415 dan kemudian 4012.

Mata uang rupiah seminggu lalu terpantau terkoreksi melemah lagi terhadap US dollar yang memang sedang rebound keperkasaannya di pasar global, di mana secara mingguan rupiah melemah terbatas ke level 13,675. Kurs USDIDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 14,235 dan 14,800, sementara support di level 13,240 dan 13,020.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting, termasuk pengumuman suku bunga bank sentral Australia (RBA) dan Inggris (BOE), serta rilis Non-Farm Employment Change Amerika yang biasa menjadi perhatian pasar. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data ISM Manufacturing PMI pada Senin malam; dilanjutkan dengan rilis ISM Non-Manufacturing PMI dan data ADP Non-Farm Employment Change serta testimony dari Chairman the Fed Yellen pada Rabu malam; disambung dengan data tenaga kerja Unemployment Claims pada Kamis malam; ditutup dengan rilis Non-Farm Employment Change dan Unemployment Rate pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Manufacturing PMI Inggris pada Senin sore; diikuti dengan pidato ECB President Draghi pada Selasa sore; diteruskan dengan pengumuman Official Bank Rate MPC Bank of England pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level 0.50%.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis Caixin Manufacturing PMI China pada Senin pagi; kemudian pengumuman RBA Rate Statement (Bank Sentral Australia) pada Selasa pagi yang diperkirakan bertahan di level 2.00%.

Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar terlihat mengalami koreksi setelah rilis belanja konsumen (consumer spending) di Amerika yang kurang memenuhi ekspektasi pasar, di mana secara mingguan index dollar AS terpantau melemah ke level 96.900. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau melemah ke level 1.0997. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.0897 dan 1.0815 sementara resistance pada 1.1495 dan kemudian 1.1720.

Poundsterling minggu lalu terlihat menguat ke level 1.5417 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.5660 dan 1.5820 sedangkan support pada 1.5090 dan kemudian 1.4565. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 120.67. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 121.65 dan 125.26, serta support pada 118.07 serta level 116.20. Sementara itu, Aussie dollar terpantau turun ke level 0.7131. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.6900 dan 0.6775, sementara resistance level di 0.7450 dan 0.7655.

 

Bursa Saham Global

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum agak mixed sementara di Jepang mengalami penguatan dengan Bank of Japan yang mempertahankan suku bunga rendahnya. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau mengalami kenaikan ke level 19083. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 19210 dan 20665, sementara support pada level 17820 dan lalu 17265. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 22640. Minggu ini akan berada antara level resistance di 24135 dan 25660, sementara support di 22345 dan 20500.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau menguat lagi membukukan catatan sebagai bulan terbaik di dalam empat tahun terakhir, walau gain-nya terlihat semakin menipis di akhir minggu. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat ke level 17,663.00, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 17775 dan 18185, sementara support di level 16730 dan 15935. Index S&P 500 minggu lalu menguat tipis ke level 2,071.56 dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2105 dan 2135, sementara support pada level 2010 dan 1970.

 

Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau mengalami koreksi oleh sentimen pasar bahwa the Fed akan mulai menaikkan suku bunganya mulai Drsember nanti dan berakhir dalam harga emas dunia yang melemah ke level $1141.25 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1190 dan berikut $1232, serta support pada $1130 dan $1098. Di Indonesia, harga emas terpantau turun ke level Rp500,318.

 

Kalau para pembaca memperhatikan, maka terlihat isyu rencana kenaikan suku bunga dari Amerika kerap begitu mewarnai dan menggerakkan pasar, baik dengan bearish maupun bullish-nya. Inilah yang merupakan faktor major fundamental yang menjadi penggerak utama pasar. Isyu perekonomian di Amerika masih akan terus berlangsung dengan berbagai dinamikanya, kadang juga sampai kepada aspek politiknya. Kita tetap akan melihat sejumlah isyu yang menggerakkan pasar lainnya. Vibiznews.com akan menjadi partner Anda sebagai investor dalam memantau tiap-tiap pergerakan pasar secara updated dan detail. Terima kasih telah bersama kami karena kami ada demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

alfredBy Alfred Pakasi ,

CEO Vibiz Counsulting
Vibiz Consulting Group

 

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here