Berkurangnya jumlah wisatawan yang datang ke Hongkong dalam beberapa bulan terakhir memberatkan bisnis ritel negeri tersebut hingga hanya mendapatkan keuntungan terburuk dalam 7 bulan terakhir. Jika dibandingkan dengan penjualan ritel tahun sebelumnya, bisnis ritel telah turun 6,4 persen bahkan merupakan penurunan persentase terbesar sejak Januari tahun ini.
Penjualan ritel turun menjadi HK$ 35200000000 (US$ 4540000000), yang melanjutkan penurunan 5,3 persen penurunan pada bulan Agustus. Selanjutnya dalam hal volume, penjualan bulan September tergelincir 3,1 persen setelah bulan sebelumnya tergelincir hanya 0,1 persen.
Jumlah kunjungan wisatawan merosot hingga 4 persen pada September dibandingkan tahun 2014 lalu. Dari jumlah wisatawan tersebut, wisatawan Tiongkok menyumbang 77 persennya dan itu sudah turun 4,7 persen menurut data yang didapat dari laman resmi Hong Kong Tourism Board.
Tingginya biaya hidup di Hongkong pasca kenaikan kurs dollar Hongkong terhadap dollar AS telah membuat wisatawan Tiongkok lebih sedikit datang ke kota untuk membeli tas, jam tangan dan pakaian desainer. Akibatnya banyak gerai-gerai bisnis ritel yang ambruknya penjualannya sepanjang tahun ini.
Pada bulan September tersebut penjualan perhiasan, jam tangan, jam dan hadiah berharga turun 22,9 persen dalam persentase penurunan terbesar sejak Juni 2014. Penurunan ini dibandingkan dengan bulan Agustus sebelumnya lebih buruk karena pada bulan tersebut penurunan hanya 8,8 persen. Demikian juga dengan bisnis department store turun 5,1 persen.
Joel/VMN/VBN/senior Analyst Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens