Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan atau OECD yang juga mempunyai kantor perwakilannya di Indonesia memangkas prospek pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini dan juga tahun depan. Alasan lembaga ini menurunkan proyeksinya disebabkan lesunya perdagangan negara berkembang yang memicu lemahnya investasi dan perdagangan global.
OECD tetapkan pertumbuhan global diperkirakan akan menjadi sekitar 2,9 persen tahun ini, kurang sedikit dari 3 persen yang terlihat di bulan September, dan akan menjadi prospek terlemah sejak 2009 menurut laporan outlook ekonomi global terbarunya.
Demikian juga untuk tahun 2016, OECD memangkas prospek pertumbuhan global menjadi 3,3 persen dari 3,6 persen. Sedangkan untuk tahun 2017, OECD tetapkan prospek pertumbuhan global hanya 3,6 persen. Selain itu OECD juga memperkirakan perdagangan global akan tumbuh 2 persen tahun ini, investasi bisnis meningkat 3,3 persen per tahun selama 2015-16 di setiap negara anggota OECD.
Dari laporan outlook yang dibuat OECD untuk negara-negara ekonomi terbesar, hanya Amerika Serikat dan Jepang yang prospek pertumbuhan ekonomi tahun ini tidak dipangkas alias tetap namun untuk prospek tahun 2016 di pangkas.
Proyeksi Amerika tetap di 2,4 persen, namun prospek untuk tahun depan diturunkan menjadi 2,5 persen dari 2,6 persen. Ekonomi AS diproyeksikan tumbuh 2,4 persen pada tahun 2017. Untuk Jepang perkiraan pertumbuhan untuk tahun ini tetap di 0,6 persen. Perkiraan pertumbuhan untuk tahun depan dipangkas menjadi 1 persen dari 1,2 persen. Laju pertumbuhan ekonomi diproyeksikan melambat menjadi 0,5 persen pada tahun 2017. OECD melihat pemulihan Jepang tergelincir tahun ini oleh penurunan tajam dalam permintaan dari negara Asia lainnya.
Lens Hu/VMN/VB/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang