Pertumbuhan ekonomi Malaysia tidak mampu bertahan dari tekanan ekonomi global terhadap sektor pertambangannya sehingga pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga lalu kembali merosot dari kuartal sebelumnya. Dari data PDB kuartal 2 kuartal sebelumnya, tampak ekonomi Malaysia sepanjang tahun ini menurun.
Departemen Statistik Malaysia hari ini mengumumkan data PDB periode Q3 lalu turun ke posisi 4,7 persen secara tahunan, lebih lambat dari pertumbuhan 4,9 persen kuartal sebelumnya. Namun data tersebut memang sesuai dengan perkiraan sebelumnya.
Secara kuartalan, PDB tumbuh pada kecepatan yang lebih lambat dari 0,7 persen pada periode tiga bulan hingga bulan September, menyusul kenaikan 1,1 persen dalam tiga bulan sebelumnya.
Selain terpangkas oleh buruknya industri pertambangan negara tersebut, menurunnya pertumbuhan bisnis sektor jasa menjadi 4,4 persen pada periode yang berakhir bulan September lalu , lebih rendah dari 5,0 persen pada kuartal sebelumnya.
Industri yang lumayan berkembang periode kuartal ketiga tersebut yaitu sektor manufaktur yang berkembang dengan kecepatan yang lebih cepat dari 4,8 persen setelah naik 4,2 persen pada kuartal sebelumnya.
Untuk penyebab utama menurunnya pertumbuhan ekonomi Malaysia yaitu sektor pertambangan yang selama ini menyumbang 8,3 persen dari perekonomian Malaysia, merosot menjadi 5,3 persen dari 6,0 persen.
Dalam laporan terpisah, kantor statistik mengumumkan bahwa surplus transaksi berjalan negara itu merosot ke MYR 5,1 miliar di tiga bulan yang berakhir September dari MYR 7,6 miliar di kuartal sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi negara tetangganya, ekonomi Indonesia berhasil meningkat pada kuartal ketiga lalu dari kuartal sebelumnya, dimana PDB Indonesia berhasil naik ke posisi 4,7% dari posisi sebelumnya 4,6%.
H Bara/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang
