Mengawali perdagangan saham awal pekan di bursa Tiongkok Senin (16/11), Indeks Shanghai dibuka turun 1,3%. Saat ini terpantau masih lanjutkan penurunan -0,53% pada 3561.87. Penurunan Indeks Shanghai tertekan sentimen negatif berita dalam negeri Tiongkok sendiri.
Lihat : Indeks Shanghai Ditutup Negatif, Saham BUMN dan Perminyakan Pemberat Bursa
Investor di Tiongkok mencerna berbagai peristiwa yang terjadi selama akhir pekan, seperti pengumuman dari China Securities Regulatory Commission (CSRC) setelah pasar tutup pada hari Jumat kemarin yang menyatakan bahwa persyaratan keuangan marjin akan dinaikkan menjadi 100 persen dari 50 persen, efektif per 23 November 2105 ini.
Sementara itu, yuan China, juga dikenal sebagai renminbi, mendekati harapan pemerintah Tiongkok untuk bergabung dengan mata uang global utama lainnya dalam kelompok Special Drawing Rights (SDR) setelah Dana Moneter Internasional (IMF) memberikan sinyal positif untuk hal tersebut. Ketua IMF Christine Lagarde juga mengatakan hari Jumat bahwa dia mendukung temuan dalam proposal stafnya untuk memasukkan mata uang Cina di sebagai mata uang acuan devisa.
Namun, hal tersebut belum menguatkan Yuan. Justru Yuan tergelincir pada pembukaan perdagangan hari Senin, dimana Bank Rakyat China (PBOC) menetapkan tingkat titik tengah di 6,375 per dolar, lebih lemah dari sebelumnya 6,3655 dan hari sebelumnya pada penutupan 6,374.
Untuk perdagangan selanjutnya, masih belum ada data indikator yang akan dirilis, namun perlu diperhatikan pergerakan harga minyak mentah dunia dan data indikator ekonomi kawasan Asia dan global lainnya.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan indeks Shanghai akan bergerak melemah terbatas, merespon sentimen negatif perkembangan dalam negeri dan teror Paris serta merosotnya harga komoditas yang menekan saham-sahamnya termasuk saham-saham perminyakan.
Indeks akan mencoba bergerak pada kisaran Support menembus level 3512-3451 dan jika harga menguat akan mencoba menembus level Resistance pada 3640-3708.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang