Marriot Membeli Starwood, Ciptakan Jaringan Hotel Terbesar di Dunia

1629

Marriott International Inc membeli saham Starwood Hotels & Resorts Worldwide Inc senilai 12,2 miliar dollar AS (lebih dari 167 triliun rupiah) untuk menciptakan jaringan hotel terbesar di dunia mengalahkan top brand hotel lainnya seperti Sheraton, Ritz Carlton dan Autograph Collection.

Kombinasi jaringan ini akan memiliki lebih dari 5.500 hotel dengan 1,1 juta kamar yang tersedia di seluruh dunia, serta akan memberikan Marriott penetrasi pasar yang lebih kuat di Eropa, Amerika Latin dan Asia dan memperkuat kemampuan kompetensi melawan startups berbentuk sharing apartment seperti Airbnb, demikian dilansir dari Reuters (17/11). Para analis pasar telah memperingati bahwa Airbnb akan semakin merangsek ke bisnis hotel dengan semakin banyak kesepakatan dibangun dengan banyak pemilik rumah.

Saat ini sekitar tiga perempat dari kamar-kamar Marriott berada di Amerika Serikat. Sementara, separuh dari kamar-kamar Starwood berlokasi di luar Amerika Utara, namun itu memberikan hampir dua poertiga dari pendapatan di tahun 2014.

“Kesuksesan kami didorong oleh kemampuan kami untuk mengantisipasi perubahan pasar dan menghadapi perubahan itu secara langsung,” jelas Arne Sorenson, CEO Marriott, yang akan memimpin gabungan perusahaan ini nantinya, kepada media, yang dilansir Reuters.

Ini merupakan salah satu deal terbesar sejak Blackstone Group LP membeli Hilton Worldwide Holdings Inc sebesar 26 miliar AS pada tahun 2007. Diperkirakan ini akan berdampak kepada konsolidasi industri perhotelan global.

Starwood, pemilik merek hotel St. Regis dan Sheraton telah mengindikasikan pada bulan April lalu bahwa kerjasama dengan Marriott merupakan langkah strategis.

Starwood juga membuka peluang untuk penawar potensial seperti InterContinental Hotel Group dan Wyndham Worldwide pada bulan Juli lalu.

Sebelum penutupan Jumat lalu, saham Starwood telah jatuh sekitar 14 persen sejak 29 April silam. Bersamaan dengan hal tersebut, Starwood juga mengakui tengah menjajaki alternatif strategis. Starwood berharap kesepakatan dengan Marriott bisa terjadi pada pertengahan 2016.

Analisis Vibiz Research melihat peta industri hotel dunia yang mungkin akan berubah. Kekuatan jaringan raksasa bisa saja akan menghimpit kelompok jaringan hotel yang tanggung-tanggung karena umumnya group usaha besar lebih berkemampuan untuk mendikte pasar. Masing-masing kelompok, karenanya, kemungkinan akan berusaha memperkuat positioning-nya atau keunggulan comparative-nya, yang berbentuk ciri khas masing-masing jaringan hotel atau hotel individual.

Sementara itu, ekspansi pasar pada startups seperti Airbnb akan menarik untuk di-monitor. Akankah muncul startups sejenis yang lebih canggih, seperti umumnya terjadi di dunia bisnis IT, lalu kemudian menggerus pasar kelompok hotel konvensional? Waktu akan menjawabnya.

 

 

 

Jhon P/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor : Jul Allens

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here