Pada penutupan perdagangan bursa saham Korea Selatan Selasa (17/11), indeks Kospi lanjutkan penguatannya naik 20.56 poin atau 1,06% pada 1963.58. Penguatan indeks Kospi ditopang saham-saham perminyakan dan maskapai penerbangan.
Lihat : Indeks Kospi Dibuka Rebound Didukung Lonjakan Harga Minyak
Adapun saham-saham yang menjadi penopang indeks Kospi adalah saham-saham perminyakan, saham SK Innovation dan saham S-Oil meraih hasil positif dengan melonjaknya harga minyak, naik masing-masing 3.4 persen dan 1 persen.
Saham-saham maskapai penerbangan juga menguat. Perusahaan maskapai penerbangan, Korean Air melaporkan laba operasi konsolidasi 289.5 miliar won ($ 247,3 juta) untuk tiga bulan yang berakhir September, naik dari 240.7 miliar won setahun sebelumnya dan melebihi yang diharapkan 258 miliar won. Saham maskapai terbesar di negara itu melonjak 3,5 persen, sehari setelah kehilangan 3,3 persen akibat sentimen negatif tragedi Paris.
Demikian juga saham Asiana Airlines, maskapai terbesar kedua Korea Selatan, melonjak hingga 1,4 persen setelah mengumumkan kerugian bersih kuartal ketiga dari 62.16 miliar won ($ 53.02 juta), turun dari rugi bersih 85,4 miliar won tiga bulan sebelumnya.
Tidak ketinggalan saham raksasa teknologi ditutup naik 0,6 persen, sementara saham perusahaan baja Posco melonjak 2,7 persen.
Sedangkan untuk indeks kospi berjangka juga mengalami Penguatan. Saat ini terpantau naik 1,35 poin atau 0,56% pada 241.75, dimana pada penutupan sebelumnya berada pada 240.40.
Untuk perdagangan selanjutnya pada awal pekan mendatang, belum ada arahan, karena tidak ada data indikator yang akan akan dirilis. Namun perlu terus diwaspadai pergerakan harga minyak dunia dan bursa-bursa global.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan pada perdagangan saham selanjutnya indeks Kospi berpotensi bergerak melemah merespon kemungkinan masih merosotnya harga minyak dan pelemahan bursa global. Pergerakan indeks akan bergerak di level Support 239.20-237.24 poin, dan di kisaran Resistance 244.33-246.83.
Freddy/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang