Bank Indonesia (BI) hari ini (18/11) melaporkan posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan III-2015 dilaporkan mencapai 302,4 miliar dollar AS, menurun jika dibandingkan dengan triwulan II-2015 yang tercatat sebesar 304,5 miliar dollar AS. Menurut BI posisi utang luar negeri ini masih cukup sehat.
Secara sektoral, turunnya utang ini disebabkan oleh berkurangnya utang sektor swasta maupun sektor publik. Utang sektor swasta turun 1,7 miliar dollar AS, disupport oleh turunnya utang luar negeri bank. Sementara itu, posisi utang sektor publik turun 0,4 miliar dollar AS oleh turunnya ULN Pemerintah.
Posisi utang pada kuartal ketiga lalu didominasi oleh utang jangka panjang yang mencapai 85,5% dari total utang luar negeri ini. ULN berjangka panjang tersebut sebagian besar berasal dari sektor publik sedangkan yang berjangka pendek didominasi oleh ULN sektor swasta.
Untuk sektor swasta, utang luar negeri pemerintah terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih yang mencapai 76,2% dari utang swasta. Jika dibandingkan kuartal sebelumnya, pertumbuhan tahunan utang sektor listrik, gas & air bersih mengalami peningkatan, sementara pertumbuhan tahunan sektor keuangan dan sektor industri pengolahan semakin lambat. Di sisi lain, pertumbuhan utang sektor pertambangan masih mengalami kontraksi, meskipun tidak sedalam kontraksi yang terjadi pada kuartal sebelumnya.
Meski perkembangan utang luar negeri di triwulan ketiga tahun ini masih dinilai wajar, BI tetap akan memantau perkembangan ULN Indonesia kedepan, khususnya ULN sektor swasta. Hal ini dimaksudkan agar utang ini dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas makroekonomi.
H Bara/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor : Jul Allens