Dollar AS Sesi Asia 19 November Masih Lemah, Potensi Rebound Kuat

594

Risalah hasil pertemuan FOMC akhir bulan lalu sudah dirilis dinihari tadi yang menggambarkan kesiapan global untuk rencana the Fed akan menaikkan suku bunga acuannya  dan  disepakati oleh mayoritas petinggi bank yang berkumpul bulan Oktober lalu. Pasca rilis ini, pasar masih nyaman dengan aksi profit takingnya setelah kurs dollar hampir menyentuh level tertinggi 7 bulan.

Dan itu terus berlanjut hingga perdagangan sesi Asia pagi ini sehingga menguntungkan major currencies lainnya. Namun aksi ini diperkirakan akan selesai saat sesi Eropa mengingat beberapa data ekonomi yang dirilis baik di kawasan Eropa dan juga Amerika malam nanti.

Perkembangan tersebut ditunjukkan sore nanti dengan rilis data ritel sales Inggris yang diperkirakan akan menurun pada periode bulan Oktober lalu dari bulan sebelumnya. Dari sisi fundamental Euro sendiri masih lemah oleh rencana ECB yang akan melonggarkan kebijakan moneternya.

Dari Amerika sendiri malam nanti akan dirilis data klaim pengangguran mingguan yang berakhir pekan lalu serta data kinerja manufaktur oleh Fed Philadelphia, kedua data ini diperkirakan akan menunjukkan data yang positif sehingga berpotensi angkat dollar kembali.

Memantau kekuatan kurs dollar AS terhadap mata uang lainnya pada indeks dollar AS saat ini (02:30:40 GMT) bergulir di kisaran 99.26, turun  dari pembukaan 99,54  pada 00.00 GMT. 

Secara teknikal,  Analyst Vibiz Resarch Center melihat pergerakan index dollar AS berdasarkan harga tinggi di 99,82 dan rendah di 99,32 sebelumnya maka hari ini indeks diperkirakan memiliki resisten di kisaran 100,12 dan 99,82  sedangkan support terdekat di kisaran 99,26 dan 99,00.

 

 

 

Joel/VMN/VBN/Senior Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here