Hong Kong berhasil keluar dari tingkat inflasi terburuk sejak bulan Juli 2012 pada bulan September lalu menurut data yang dilaporkan Departemen Sensus dan Statistik Hong Kong terhadap tingkat harga konsumen pada bulan Oktober yang meningkat dari bulan sebelumnya. Kenaikan inflasi bagi banyak pihak merupakan kejutan setelah sebelumnya diperkirakan semakin turun dari bulan September.
Indeks harga konsumen atau tingkat inflasi negeri tersebut naik 2,4 persen secara tahunanan pada bulan Oktober, lebih cepat dari kenaikan 2,0 persen di bulan sebelumnya, yang merupakan tingkat terendah dari peningkatan lebih dari tiga tahun yaitu Juli 2012.
Kenaikan inflasi tersebut disumbang oleh naiknya harga-harga barang khususnya harga sewa perumahan, makanan siap saji serta minuman beralkohol dan tembakau. Namun disisi lain sejak bulan Oktober 2014 hingga Oktober 2015 terdapat penurunan harga pada tarif listrik, gas dan air (-4,7 persen dari -10,1 persen pada September); harga barang tahan lama (-5,8 persen); pakaian dan alas kaki (-1,2 persen) demikian juga dengan tarif transportasi turun 0,5 persen.
Selain itu menurut laporan Departemen Sensus dan Statistik, secara bulanan indeks harga konsumen gabungan meningkat sebesar 1,8 persen, dari pertumbuhan 2,6 persen pada bulan sebelumnya. Dan inflasi inti meningkat menjadi 2,3 persen pada Oktober dari 2,1 persen pada bulan September.
Kedepannya menurut analyst Vibiz Research Center, inflasi negeri ini harus terus meningkat mengingat tekanan harga eksternal menyusut dan tingkat pertumbuhan moderat ekonomi negeri setempat. Dan sebagai informai, Pemerintah Hongkong akan terus memantau perkembangan inflasi terutama dampaknya pada masyarakat berpenghasilan rendah.
H Bara/VM/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang