Anjloknya Akhir Bursa Tiongkok Tertekan Data Manufaktur dan Ketegangan Timur Tengah

602

Pada penutupan perdagangan bursa saham Tiongkok Senin (04/01), indeks Shanghai ditutup anjlok –242,64 poin, atau -6,86 persen, pada 3296.54. pelemahan indeks terdorong terganjal hasil data Caixin Manufacturing PMI Desember yang negatif dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Lihat : Permulaan Negatif Indeks Shanghai Awal Tahun Terganjal Data Manufaktur

The Caixin Purchasing Managers’ Index (PMI) Tiongkok mencatatkan hasil yang lemah dari yang diharapkan, memacu kekhawatiran baru atas pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan membuat pasar di seluruh wilayah tersebut rendah.

PMI manufaktur jatuh ke 48,2 pada bulan Desember, dari 48,6 pada bulan November, kontraksi untuk bulan kesepuluh dan berada di bawah perkiraan jajak pendapat Reuters untuk 49,0. Hasil di bawah 50 menunjukkan kontraksi. PMI Caixin adalah pengukur yang dipantau cermat dari kegiatan manufaktur nasional, yang berfokus pada perusahaan kecil dan menengah, mengisi ceruk yang tidak tercakup oleh data resmi.

Situasi geopolitik di Timur Tengah juga merupakan titik perhatian bagi pengamat pasar. Tiongkok memiliki investasi yang cukup besar di industri minyak Iran. Eskalasi ketegangan antara Iran dan Arab Saudi kemungkinan akan membebani investasi Tiongkok.

Pada penutupan perdagngan saham di bursa Tiongkok, saham Citic Securities turun 9,66 persen dan Guosen Securities turun 9,27 persen.

Belum ada data fundamental yang dirilis hari ini untuk memberikan sentimen penguatan indeks Shanghai.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan indeks Shanghai pada selanjutnya akan berpotensi melemah terbatas, merespon pelemahan bursa global dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Indeks akan bergerak pada kisaran Support menembus level 3204-3119 dan jika harga terus naik akan mencoba menembus level Resistance pada 3370-3451.

 

Freddy/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here