Mengawali perdagangan saham global di tahun 2016 kemarin (4/01) terjadi kinerja perdagangan yang buruk dengan terjadinya aksi jual besar-besaran, yang dimulai pada bursa saham Tiongkok sampai akhirnya pemerintah intervensi dan menghentikan perdagangan saham-saham besar bursa tersebut untuk menghindari dampak yang lebih mengerikan lagi.
Untuk menenangkan pasar saham negeri tersebut, hari Selasa (5/01) bank sentral Tiongkok (PBoC) menyuntikkan dana 130 miliar yuan ($ 19900000000) berupa dana jangka pendek ke dalam sistem keuangan negara. PBoC menawarkan dana dalam bentuk apa yang dikenal sebagai repo reverse 7 hari di tingkat bunga 2,25%.
Dengan memompa dana ke pasar, PBOC mencoba untuk memberikan sinyal kepada investor bahwa bank sentral itu sedang melonggarkan kebijakan moneternya. Pasalnya pada hari Senin kemarin bank sentral ini memutuskan untuk untuk tidak memperpanjang batas kredit dari jumlah yang sama untuk China Development Bank, dengan keyakinan bahwa likuiditas pasar telah tetap cukup.
Namun sepertinya pasar melihat langkah yang dilakukan bank sentral ini dimaksudkan untuk mengetatkan kebijakan moneternya sebagai bagian dari rencana kepemimpinan pemerintah negara tersebut untuk melaksanakan reformasi perekonomian pada jalur yang lebih ketat.
Sebagai informasi, perdagangan saham Tiongkok hari Senin kemarin ditutup turun hingga 7% dan memicu aksi jual saham global. Dan pagi hari tadi bursa saham sempat dibuka menguat dan naik 0,3%, namun jelang penutupan bursa siang ini saham masih bergerak negatif.
H Bara/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang
.



