Mengakhiri perdagangan pasar valas tanah air hari keempat tahun 2016 (7/01), kurs Rupiah berhasil menguat kembali setelah perdagangan sebelumnya terpangkas oleh sentimen ketegangan yang terjadi di semenanjung Korea. Penguatan hari ini didorong oleh sentimen lebih menguntungkan investasi di tanah air dibanding negara merging market lainnya yang terlihat dalam pasar obligasi Rupiah hari ini.
Terpantau di pasar obligasi yield obligasi Indonesia naik 7,5 basis poin ke 8,82 persen dan menjadi yield tertinggi dibandingkan dengan negara Asean lainnya. Namun berbanding terbalik di bursa saham yang tercetak net sell Rp461 miliar sehingga IHSG menjadi anjlok 1,7 persen ke posisi 4530.
Dari sisi pergerakan indeks dollar AS perdagangan sore ini terpantau terkoreksi turun cukup dalam oleh profit taking pasar merespon polemik yang ada di pasar global serta anjloknya minyak mentah dunia. Sentimen tersebut tampaknya akan menghiraukan data ekonomi positif klaim pengangguran Amerika yang diperkirakan akan menurun dari periode sebelumnya.
Pergerakan kurs Rupiah di pasar spot sore ini naik 0,11% dari perdagangan sebelumnya dan kini bergerak pada kisaran Rp13927/US$ setelah dibuka kuat pada level Rp13917/US$. Demikian kurs transaksi antar bank yang ditetapkan Bank Indonesia hari ini melemah ke 14001 dari hari sebelumnya 13932 hari Rabu (6/01).
Namun untuk pergerakan kurs Rupiah keesokan harinya, Analyst Vibiz Research Center memperkirakan Rupiah berpotensi alami penguatan lanjutan oleh proyeksi pelemahan dollar AS.
Joel/VM/VBN/ Analyst at Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang