Kondisi ekonomi Tiongkok menjadi sorotan pasar global diawal perdagangan tahun 2016 dengan beberpa data yang buruk pada pekan lalu. Demikian menurut informasi yang diumumkan oleh kantor Biro Statistik Tiongkok untuk tingkat inflasi yang meningkat dari bulan sebelumnya namun masih jauh dari target pemerintah Tiongkok.
Hingga saat ini, indeks harga produsen di Tiongkok dilaporkan masih terus merosot hingga tercatat -5,9 persen pada bulan Desember lalu. Dimana penurunan ini telah memasuki bulan ke-45 nya berturut-turut. Tentu saja terus merosotnya harga produsen di negara ini akan memberi tekanan yang cukup besar kepada Bank Sentralnya (PBOC) untuk memberikan stimulus tambahan lagi demi melawan deflasi berkepanjangan. Namun, meski deflasi berkepenjangan masih melanda harga produsennya, laju inflasi konsumen “Negeri Tirai Bambu” ini justru berhasil sedikit terangkat.
Laju inflasi konsumen Tiongkok periode Desember 2015 lalu dilaporkan berhasil catat pertumbuhan tipis meskipun harga produsennya masih terus merosot. Biro Statistik Nasional Tiongkok siang ini (11/01) melaporkan bahwa laju inflasi konsumen Tiongkok pada Desember lalu tercatat tumbuh sebesar 1,6 persen (yoy), laju pertumbuhan ini berhasil mengalahkan ekspektasi pasar yang sebelumnya memprediksi pertumbuhan sebesar 1,3 persen. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Berdasarkan rilis data terkini, inflasi makanan naik menjadi 2,7 persen dari 2,3 persen dan inflasi non-makanan tetap stabil di 1,1 persen. Dan secara bulanan harga konsumen naik 0,5 persen pada Desember setelah tinggal datar sebulan yang lalu.
Sejatinya, PBOC telah berupaya cukup besar untuk mendukung perekonomian Tiongkok, jika diingat kembali PBOC bahkan telah memangkas suku bunga pinjamannya untuk keenam kalinya dalam 13 bulan terakhir pada bulan Desember, dan menurunkan nilai Giro Wajib Minimum (GWM) perbankan di Tiongkok untuk menggenjot pertumbuhan melalui kredit. Meski demikian nampaknya upaya PBOC belum terlalu terasa bagi ekonomi sektor riil.
H Bara/VM/VBN/ Analyst at Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang