Kantor Kabinet Jepang hari Kamis (14/01) umumkan buruknya bisnis pabrikan negeri tersebut pada bulan November lalu yang membuat omset perusahaan manufaktur tersebut berkurang banyak. Kondisi ini terlihat dari data pesanan mesin negeri tersebut yang terkontraksi setelah bulan sebelumnya berhasil mencetak bisnis yang lumayan terbaik dalam 2 tahun terakhir.
Rilis yang menunjukkan kondisi diatas yaitu machinery orders Jepang anjlok 14,4 persen pada bulan November senilai ¥ 773.800.000.000. Data ini lebih parah dari ekspektasi penurunan pesanan ekonom ke posisi kontraksi 7,3 persen.
Namun secara tahunan, order mesin-mesin pabrik Jepang alami kenaikan hingga 1,2 persen, yang lebih sedikit dari ekspektasi untuk terjadi kenaikan 6,3 persen dan melambat dari 10,3 persen di bulan sebelumnya.
Jumlah pesanan mesin-mesin besar, termasuk mesin untuk kapal dan pembangkit tenaga listrik menurun hingga 23,2 persen secara bulanan namun alami kenaikan 4,3 persen secara tahunan. Dari data diatas juga dirinci jumlah pesanan manufaktur Jepang anjlok 10,2 persen secara bulanan dan naik 1,3 persen secara tahunan menjadi ¥ 338.300.000.000 pada bulan November, sementara pesanan non-manufaktur turun 18,0 persen secara bulanan dan naik 1,5 persen secara tahunan ke ¥ 437.900.000.000.
Disisi lain, Bank of Japan pada waktu yang sama umumkan tingkat harga produsen yang turun 0,3 persen pada bulan Desember. Yang mengalahkan perkiraan untuk penurunan 0,4 persen setelah kontraksi 0,1 persen pada November. Dalam laporan tersebut juga tercatat harga ekspor turun 0,6 persen secara bulanan dan turun 6,5 persensecara tahunan ada bulan Desember, sementara harga impor turun 2,1 persen secara bulanan dan 18,2 persen secara tahunan.