Market Outlook 18-22 Januari 2016

531

Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau melemah secara terbatas, sekalipun ada teror di Sarinah Thamrin dan bursa kawasan sedang merosot tetapi IHSG cepat pulih, sehingga secara mingguan bursa ditutup melemah tipis ke level 4,523.98. Untuk minggu berikutnya ini (18-22 Januari) IHSG akan mengalami tekanan oleh sentimen bursa kawasan namun kemungkinan akan cepat untuk rebound. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 4640 dan 4696, sedangkan support di level 4330 dan kemudian 4207.

Mata uang rupiah seminggu lalu terpantau menguat walaupun sedang terjadi penguatan kembali nilai dollar secara global, terangkat juga oleh respon positif pasar setelah penurunan BI Rate, di mana secara mingguan rupiah menguat ke level 13,890. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 14,080 dan 14,133, sementara support di level 13,575 dan 13,420.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
• Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Core CPI m/m pada Rabu malam; dilanjutkan dengan rilis Philly Fed Manufacturing Index dan disambung dengan data tenaga kerja Unemployment Claims pada Kamis malam. Pasar Amerika libur Senin memperingati Martin Luther King Day.
• Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data German ZEW Economic Sentiment pada Selasa sore; diteruskan dengan rilis tenaga kerja Claimant Count Change di Inggris pada Rabu sore; kemudian pengumuman Minimum Bid Rate dari ECB (European Central Bank) pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level nyaris 0 pada 0.05%.
• Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data GDP q/y serta Industrial Production China pada Selasa pagi.

Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar terlihat agak menguat di antara pelemahan pair mata uang global lainnya kecuali yen Jepang yang menjadi aset safe haven, di mana secara mingguan index dollar AS terpantau menguat ke level 98.900. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau melemah pada 1.0917. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.0715 dan 1.0525 sementara resistance pada 1.1060 dan kemudian 1.1350.

Poundsterling minggu lalu terlihat melorot tajam ke level 1.4253 terhadap dollar, posisi terendahnya dalam 5.5 tahun terakhir. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.4230 dan kemudian 1.4050 sedangkan resistance pada 1.4645 dan 1.4950. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 116.96. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 118.85 dan 120.65, serta support pada 116.20 serta level 115.80. Sementara itu, Aussie dollar terpantau amblas ke level 0.6861. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.6830 dan 0.6775, sementara resistance level di 0.7085 dan 0.7325.

Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum amblas cukup tajam terpicu sentimen melorotnya bursa di kawasan China dan sekitarnya. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau mengalami penurunan ke level 17147. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 18480 dan 19110, sementara support pada level 16550 dan lalu 15280. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 19520. Minggu ini akan berada antara level resistance di 20240 dan 21015, sementara support di 19450 dan 19075.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau merosot tajam –lebih dari 2%- di posisi 15 bulan terendahnya oleh jatuhnya harga minyak di bawah $30 serta sell-off di bursa China yang menunjukkan pelemahan ekonomi global yang berlanjut. Dow Jones Industrial secara mingguan melemah 2.19% ke level 15,986.64, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 16875 dan 17905, sementara support di level 15655 dan 15305. Index S&P 500 minggu lalu melemah 2.17% ke level 1,878.49 dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 1950 dan 2002, sementara support pada level 1857 dan 1820.

Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau agak melemah namun ada rebound di akhir pekan di tengah kekuatiran pasar investasi atas ekonomi global sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang sedikit melemah ke level $1087.90 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1110 dan berikut $1130, serta support pada $1055 dan $1045. Di Indonesia, harga emas terpantau cukup stabil di seputar level Rp489,027.

Lebih jauh memasuki tahun 2016, pasar terpantau cukup fluktuatif pada berbagai instrumen investasi. Sebagian investor mungkin menyebutkan bahwa pasar sedang tidak jelas arahnya. Sebagian lagi memandang ini sebagai sebagai kesempatan untuk suatu active trading karena dinamika pasar yang lumayan belakangan ini. Tentunya ini harus didukung dengan skill dan knowledge. Bersama vibiznews.com Anda bisa mengembangkan hal-hal tersebut secara optimum. Selamat menuai sukses Anda kembali di tahun ini, pembaca setia Vibiznews!

 

 

alfredBy Alfred Pakasi ,

CEO Vibiz Counsulting
Vibiz Consulting Group

 

 

 

 

 

 

Editor: Jul Allens

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here