Pekan lalu setelah Bank Indonesia (BI) umumkan kebijakan moneter untuk awal tahun dengan suku bunga acuan yang pangkas ke posisi 7,25% juga umumkan posisi utang luar negeri bangsa ini per bulan November lalu lebih tinggi dari periode bulan sebelumnya.
Tercatat posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia untuk periode yang berakhir pada November 2015 yaitu sebesar US$ 304,6 miliar atau sekitar Rp4205 triliun lebih. Posisi utang bulan tersebut tumbuh 6,61% dari tahun sebelumnya, juga lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Oktober 2015 sebesar 5,5%.
BI sampaikan penambahan utang luar negeri pada bulan November disebabkan bertambahnya utang jangka panjang. Dan dari sisi peminjam, utang sektor swasta masih mendominasi utang di bulan tersebut.
Untuk ULN berjangka panjang pada November 2015 mencapai USD263,9 miliar, terdiri dari ULN sektor publik sebesar USD134,8 miliar (51,1% dari total ULN jangka panjang) dan ULN sektor swasta sebesar USD129,1 miliar (48,9% dari total ULN jangka panjang).
Dari laporan BI juga terlihat tidak hanya utang swasta yang meningkat, namun terjadi juga pada utang publik yang naik oleh naiknya ULN Pemerintah. ULN sektor swasta tumbuh 3,4% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya yang dipengaruhi oleh ULN nonbank. Demikian juga dengan ULN sektor publik lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya.
Sementara itu lebih jauh tentang ULN swasta pada akhir November 2015 didominasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas & air bersih. Jumlah utang keempat sektor tersebut mencapai 75,9% dari total utang swasta, padahal bulan lalu jumlahnya lebih rendah.
H Bara/VMN/VBN/ Analyst at Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang