Destatis kembali merilis kontraksi indeks harga produsen bulanan Jerman untuk periode yang berakhir bulan Desember 2015. Dalam rilis tersebut terlihat bahwa sampai bulan lalu indeks harga produsen di negara terkuat di Eropa tersebut masih lanjutkan tren negatif yang sudah terbentuk sejak Agustus 2013.
Indeks harga produsen industri pada Desember 2015 tercatat turun lebih rendah dari bulan sebelumnya dan tercatat berakhir sebesar -2,3 persen (yoy), lebih baik dari bulan sebelumnya yang hanya bukukan penurunan sebesar -2,5 persen (yoy).
Dari grafik diatas, indeks harga produsen Jerman pada bulan lalu sama dengan indeks bulan Oktober sebelum pada bulan November mencapai indeks terparah sejak tahun 2010. Dari laporan Destatis untuk data PPI ini, tercatat bahwa harga energi turun 6,1 persen per tahun dan harga barang-barang konsumen non-tahan lama turun 1 persen.
Harga barang setengah jadi turun 1,4 persen. Sementara itu, harga barang-barang modal dan barang konsumsi tahan lama masing-masing justru naik 0,7 persen dan 1,3 persen. Sementara jika tidak termasuk harga energi, maka harga produsen tercatat naik sebesar 0,6 persen (yoy).
Terus tergerusnya harga produsen di Jerman membuat negara ini berpotensi terkena deflasi berkepanjangan. Namun, meski potensi deflasi masih cukup kuat mengingat indeks harga produsen Jerman yang semakin curam ke bawah, Jerman tetap masih tergolong negara industri yang paling berprestasi dan paling maju perkembangannya, dan merupakan perekonomian nasional terbesar keempat di dunia setelah Amerika Serikat (AS), Jepang dan Tiongkok.
Oleh karena itulah pengaruh ekonomi Jerman sangat kuat terhadap kawasan euro, seperti diketahui juga bahwa Jerman merupakan mitra dagang terbesar bagi Uni Eropa (UE) dan juga masih jadi incaran terbesar bagi Pasar Asia.
H Bara/VM/VBN/ Analyst at Vibiz Research Center
Edior: Asido Situmorang