Pada pembukaan perdagangan bursa saham Korea Selatan Jumat (22/01), indeks Kospi dibuka rebound, naik 25,09 poin, atau 1,36 persen, pada 1865.62. Pelemahan indeks Kospi terbantu kenaikan harga minyak mentah dan pernyataan cadangan devisa negara yang cukup.
Lihat :Bursa Korsel Berakhir Tertekan Perlambatan Ekonomi Tiongkok
Harga minyak mentah sempat naik kembali di atas $ 30 per barel di perdagangan semalam, meskipun harga masih di posisi terendah dalam lebih dari satu dekade. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik $ 1,18, atau 4,16 persen, pada $ 29,53 per barel, sementara harga minyak mentah berjangka Brent naik $ 1,42, atau 5,1 persen, pada $ 29,31 per barel selama perdagangan AS.
Kenaikan minyak mentah mendorong saham-saham perminyakan menguat. Saham S-Oil naik 0,25 persen.
Bank of Korea pada Kamis meyakinkan negara memiliki cadangan devisa yang cukup untuk menghadapi tekanan eksternal. Mengenai beberapa pandangan ahli yang cadangan devisa tidak cukup, bank sentral mengatakan bahwa semua obligasi yang cadangan devisa diinvestasikan aman dan dapat diandalkan dan bahwa tidak ada masalah dengan likuiditas tepat waktu dalam situasi krisis.
Sebelumnya, Korea Economic Research Institute menunjukkan bahwa cadangan devisa negara tidak cukup memadai untuk menangani krisis. Surat kabar Jepang, Nikkei, juga mengutip kekurangan aset dalam mata uang asing Korea Selatan.
Pada akhir November, cadangan devisa Korea Selatan berada di 368.5 miliar dolar AS, terbesar keenam di dunia setelah Tiongkok, Jepang, Arab Saudi, Swiss dan Taiwan.
Sedangkan untuk indeks kospi berjangka terpantau naik 4,00 poin atau 1,78% pada posisi 228.90, naik dari penutupan sebelumnya pada 224.90.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan indeks Kospi akan mencermati pergerakan bursa Tiongkok dan harga minyak mentah, yang jika merosot akan menekan indeks Kospi, sementara belum adanya data ekonomi domestik yang kuat. Indeks Kospi diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Support 225.18-222.26 dan kisaran Resistance 231.35-234.44.
Freddy/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang