Selama lima tahun ke depan, otomatisasi dan robot akan menghilangkan 5,1 juta pekerjaan secara global, menurut sebuah laporan baru dari World Economic Forum di Davos, Swiss. Temuan ini didasarkan pada survei dari 15 negara yang menyumbang sekitar 65 persen dari total angkatan kerja dunia.
Pekerjaan yang paling berisiko adalah pekerjaan perkantoran dan administrasi, yang diperkirakan akan dipengaruhi oleh “badai yang sempurna dari tren teknologi,” tulis laporan itu. Tren laporan ini mereferensikan mobile internet, cloud technology, Big Data analytics and Internet of things.
Sektor lain yang juga akan kehilangan pekerjaan meliputi perkantoran dan administrasi, manufaktur dan produksi, konstruksi dan ekstraksi, instalasi dan pemeliharaan dan seni dan hiburan.
Setiap industri juga akan menghadapi kehilangan pekerjaan, meskipun dampaknya akan sangat bervariasi. Kerugian negatif terbesar kemungkinan besar akan terjadi pada kesehatan, berkat munculnya telemedicine, diikuti oleh energi dan jasa keuangan.
Teknologi bukan satu-satunya kekuatan yang mendorong perubahan pekerjaan. Faktor-faktor lain yang akan membuatnya tidak beralasan untuk mempertahankan tenaga kerja yang besar di tahun-tahun mendatang termasuk perubahan iklim, efisiensi sumber daya dan fleksibilitas tempat kerja.
Meskipun laporan ini menemukan bahwa kehilangan pekerjaan akan sama-sama terkana kepada pria dan wanita, dengan 48 persen untuk wanita dan 52 persen untuk pria, namun itu akan terasa lebih berat pada wanita karena tenaga kerja pria lebih banyak. Sementara pria akan melihat tentang satu pekerjaan naik untuk setiap tiga hilang selama lima tahun ke depan, wanita akan kehilangan lima pekerjaan untuk setiap satu pekerjaan yang diperoleh.
Dalam laporan itu juga dinyatakan sekitar 7,1 juta pekerjaan akan hilang, namun kerugian ini akan diimbangi dengan penambahan 2,1 juta pekerjaan baru. Sektor-sektor utama yang akan melihat pertumbuhan pekerjaan adalah bisnis dan operasi keuangan, manajemen, komputer dan matematika dan arsitektur dan rekayasa.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang