Pada pembukaan perdagangan bursa saham Korea Selatan Selasa (26/01), indeks Kospi dibuka negatif, saat ini terpantau turun –26,66 poin, atau -1,41 persen, pada 1866.77. Pelemahan indeks Kospi tertekan pelemahan harga minyak mentah dan pertumbuhan ekonomi kuartal IV yang melambat.
Lihat :Bursa Korsel Berakhir Positif Terdorong Penguatan Won dan Minyak Mentah
Harga minyak mentah turun tajam pada penutupan perdagangan Selasa dinihari (26/01), mencapai titik di bawah $ 30 dengan investor kembali fokus kepada kelebihan pasokan di tengah berita bahwa produksi Irak mencapai rekor bulan lalu. Harga minyak mentah WTI turun $ 2,39, atau 7,42 persen, pada $ 29,80 per barel. Harga minyak mentah Brent, patokan global, berakhir turun $ 2,47 pada $ 30,03 per barel.
Pagi ini telah dirilis data pertumbuhan ekonomi Korea Selatan kuertal IV yang melambat, tertekan goyahnya sektor konstruksi dengan merosotnya transaksi rumah dan belanja pemerintah yang lebih rendah pada infrastruktur pada kuartal terakhir tahun lalu, data bank sentral menunjukkan hari Selasa (26/01).
Produk domestik bruto (PDB) naik 0,6 persen selama periode Oktober-Desember dari tiga bulan sebelumnya, menurut Bank of Korea (BOK). Turun setengah dari pertumbuhan 1,3 persen pada kuartal ketiga, yang merupakan angka tertinggi sejak kuartal kedua 2010.
Pada pembukaan perdagangan pagi ini, saham kelas berat menurun. Saham Samsung Electronics jatuh hampir 2 persen, demikian juga saham permobilan mengalami beberapa penurunan terbesar, dengan saham Hyundai Motor, saham Hyundai Mobis dan saham Kia Motors masing-masing turun 1,4, 1,7 dan 3,6 persen.
Sedangkan untuk indeks kospi berjangka terpantau turun -4,30 poin atau -1,86% pada posisi 226.85, turun dari penutupan sebelumnya pada 231.20.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan indeks Kospi akan bergerak melemah terbatas merespon hasil pertumbuhan ekonomi yang melambat dan potensi pelemahan minyak mentah. Indeks Kospi diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Support 226.18-223.10 dan kisaran Resistance 232.16-235.93.
Freddy/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang