Pada penutupan perdagangan bursa saham Korea Selatan Rabu (03/02), indeks Kospi ditutup turun –15,93 poin, atau -0,84 persen, ke 1,890.67. Pelemahan indeks Kospi tertekan pelemahan harga minyak mentah dan penurunan cadangan devisa Korea Selatan.
Lihat : Awal Negatif Indeks Kospi Terganjal Penurunan Minyak Mentah dan Cadangan Devisa
Harga minyak mentah memperpanjang penurunan dalam sesi perdagangan Asia pada Rabu (03/02), tergerus lonjakan persediaan minyak mentah AS pekan lalu lebih dari setengah miliar barel dan Iran berencana untuk meningkatkan ekspor pada bulan Maret. Ramalan cuaca lebih ringan selama delapan minggu terakhir AS November-Maret musim dingin yang hangat juga telah mengurangi harapan permintaan.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), turun 27 sen menjadi $ 29,61, setelah mengakhiri sesi sebelumnya turun $ 1,74, atau 5,5 persen. Sedangkan harga minyak mentah Brent untuk pengiriman April merosot 25 sen menjadi $ 32,47 per barel pada 0204 GMT, setelah turun $ 1,52, atau 4,4 persen sebelumnya.
Sementara itu pagi ini diumumkan cadangan devisa Korea Selatan turun untuk bulan ketiga berturut-turut pada bulan Januari sebagian besar karena devaluasi aset non-dolar AS, seperti poundsterling Inggris, bank sentral mengatakan Rabu (03/02). Cadangan devisa negara mencatatkan hasil US $ 367.290.000.000 pada akhir bulan lalu, turun $ 670.000.000 dari bulan sebelumnya, menurut Bank of Korea (BOK).
Pada penutupan perdagangan sore ini, saham-saham perminyakan turun. Saham S-Oil turun 1,13 persen.
Demikian juga saham-saham blue chip berakhir sebagian besar lebih rendah, dengan saham Samsung Electronics turun 0,87 persen, saham Posco turun 1,98 persen dan saham Kepco turun 0,56 persen.
Pemerintah Korea Selatan meluncurkan paket stimulus, termasuk tambahan tambahan 6 triliun won (US $ 4,94 juta) belanja publik, untuk meningkatkan ekonomi yang tertekan penurunan ekspor dan pengangguran usia muda yang tinggi, pada hari Rabu (03/02).
Paket stimulus tersebut diumumkan oleh kementerian keuangan, setelah ekspornya anjlok 18,5% secara tahunan pada bulan Januari, sebagai penurunan paling tajam selama lebih dari enam tahun. Ekspor menyumbang lebih dari 50% dari PDB, menurut Bank Dunia.
“Pemerintah akan mengerahkan segala cara dan sumber daya yang tersedia dalam rangka untuk meningkatkan konsumsi domestik dan ekspor pada kuartal pertama Maret dan untuk membantu menciptakan lapangan kerja baru,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan pers.
Namun paket stimulus tersebut belum mampu menguatkan indeks Kospi hari ini.
Sedangkan untuk indeks kospi berjangka terpantau turun -3,00 poin atau -1,29% pada posisi 228.90, turun dari penutupan sebelumnya pada 231.90.
Malam nanti juga akan dirilis data persediaan minyak mentah mingguan AS, yang diindikasikan menurun dari perkiraan. Hasil ini diperkirakan akan mengangkat harga minyak mentah.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan indeks Kospi pada selanjutnya berpotensi menguat terbatas jika perkiraan kenaikan harga minyak mentah terealisir, juga investor mulai mencerna paket stimulus yang dikeluarkan pemerintah Korsel. Indeks Kospi diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Support 225.83-222.75 dan kisaran Resistance 231.31-234.22.
Freddy/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang