Mengakhiri perdagangan forex hari keempat pekan ini, Jumat dini hari tadi (4/02) pelemahan mata uang Amerika Serikat semakin parah hingga jatuh ke jurang pelemahan 4 bulan terdalam. sehingga mendorong penguatan rival-rivalnya kecuali terhadap poundsterling. Sentimen yang memperdalam penurunan dollar semalam datang dari buruk dan mengecewakannya data ekonomi yang dirilis semalam.
Dollar AS yang sebelumnya sudah terbebani oleh pernyataan Presiden Fed New York William Dudley yang mengatakan Fed sulit untuk melanjutkan ekspansinya terhadap suku bunga negeri tersebut pada tahun 2016, bertambah berat oleh data klaim pengangguran dan data pesanan pabrik Amerika.
Data klaim pengangguran AS mingguan untuk periode yang berakhir tanggal 28 Januari 2016 menunjukkan data pertambahan warga yang mengajukan tunjangan pengangguran meningkat dari periode sebelumnya dan juga melebihi ekspektasi kenaikan data oleh ekonom. Sedangkan data pesanan pabrik bulan Desember jatuh ke posisi terendah dalam 1 tahun.
Kejatuhan dollar terhadap rivalnya paling parah terjadi pada rival utamanya seperti euro dan yen, sentimen buruk yang mendera dollar langsung dijadikan kedua kurs untuk lanjutkan rally perdagangan sebelumnya. Dari rival yang minor, hanya poundsterling yang tidak bisa mengambil kesempatan tersebut, pasalnya pasar terlanjur kecewa dengan hasil keputusan BOE yang tidak menaikkan suku bunganya dan memangkas prospek pertumbuhan ekonomi Inggris.
Untuk mata uang komoditas seperti aussie, dollar Canada dan Kiwi dollar tetap berhasil menunjukkan kinerja kuatnya meski perdagangan semalam harga minyak mentah kembali menunjukkan pelemahan harga alias anjlok dari perdagangan sebelumnya.
Indeks dollar yang mengukur kekuatan dollar AS terhadap major currencies berakhir menurun untuk melanjutkan perdagangan sebelumnya yang telah melemah 4 hari berturut. Pesona mata uang utama global ini semakin redup setelah the Fed menaikkan suku bunganya akhir tahun lalu, berbeda dengan harapan pasar akan semakin kuat.
Lens Hu/VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang