Mengakhiri perdagangan forex hari pertama pekan ini, Selasa dini hari tadi (9/02) pelemahan mata uang Amerika Serikat semakin parah hingga jatuh ke jurang pelemahan 15 bulan terdalam terhadap kurs yen, sehingga mendorong penguatan rival utama lainnya kecuali terhadap poundsterling. Sentimen yang memperburuk kondisi dollar datang dari kembali anjloknya harga minyak mentah jatuh kembali dibawah $30 per barel.
Dollar AS yang sebelumnya berhasil menguat pada akhir pekan lalu oleh laporan kenaikan upah rata-tara per jam di Amerika di saat data NFP bulan Januari mengecewakan, masuki sesi Eropa awal pekan terpangkas terus hingga sesi AS berakhir oleh anjloknya harga minyak mentah.
Selain itu pasar kembali mencermati kebijakan moneter bank sentral Jepang yang menerapkan suku bunga negatif sehingga pasar melihat betapa sulitnya kondisi ekonomi secara global sehingga aset safe haven kembali menjadi pilihan para pelaku pasar forex.
Dari rival utamanya, hanya poundsterling yang tidak bisa mengambil momentum pelemahan dollar sehingga kembali alami koreksi lanjutan dari perdagangan sebelumnya. Untuk mata uang komoditas seperti aussie, dollar Canada dan Kiwi dollar tetap berhasil menunjukkan kinerja kuatnya meski perdagangan semalam harga minyak mentah kembali menunjukkan pelemahan harga alias anjlok dari perdagangan sebelumnya.
Indeks dollar yang mengukur kekuatan dollar AS terhadap major currencies berakhir retreat dari penguatan perdagangan akhir pekan lalu. Prospek ekspansi suku bunga lanjutan yang sempat menggembirakan pasar pekan lalu pudar kembali oleh sentimen diatas.
Lens Hu/VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang