Mengakhiri perdagangan forex hari keempat pekan ini, Jumat dini hari tadi (11/02) permintaan terhadap aset safe haven terus bertambah sehingga membuat dollar semakin hancur-hancuran terhadap rival utamanya khususnya terhadap yen dan juga euro. Terhadap yen, dollar masih berada di posisi terendah 15 bulan.
Pasar global masih sangat khawatir dengan kondisi ekonomi dunia yang berdampak terhadap perdagangan pasar keuangan pasca anjloknya harga minyak mentah serta tingginya harga obligasi yang diperjualbelikan pekan ini. Kondisi inilah yang membuat pasar lebih memilih aset safe haven.
Buruknya performa dollar membuat kurs komoditas yang perdagangan sesi Eropa sempat terpukul oleh harga minyak mentah namun jelang akhir perdagangan sesi Amerika kembali terangkat oleh pijakan pelemahan dollar tersebut. Kurs seperti Aussie, dollar Canada dan Kiwi dollar berhasil membalikkan arah perdagangan mereka yang dibuka negatif kemarin pagi.
Lihat: Kurs Komoditas Sesi Eropa 11/2/16 Terpukul Harga Minyak Mentah
Dari semua rival utamanya, hanya poundsterling yang alami tekanan profit taking setelah 2 hari perdagangan sebelumnya rally di tengah buruknya fundamental mata uang Inggris oleh sikap bank sentral dan pemerintah negara kerajaan tersebut. Pound menjadi kurs yang ditinggalkan pasca rencana pemerintah keluar dari Uni Eropa dan juga sikap BOE yang tidak punya agenda untuk menaikkan suku bunganya berbeda dengan yang pernah disampaikan pada akhir tahun lalu.
Untuk kondisi mata uang negara-negara emerging market di tengah kondisi pasar keuangan yang tidak kondusif ini, mata uang kawasan Asean kembali berhasil menguat seperti rupiah, dollar Singapura dan ringgit Malaysia.
Lens Hu/VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang