Market Outlook 15-19 Februari 2016

679

Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau mengalami koreksi terbatas di tengah bursa kawasan dan global yang mengalami pelemahan karena turunnya harga minyak dan kinerja buruk sektor perbankan, sehingga secara mingguan bursa ditutup terkoreksi tipis ke level 4,714.39, setelah di awal minggu hampir menyentuh 4800.

Untuk minggu berikutnya ini (15-19 Februari) IHSG berpeluang menembus level 4800 walau aka nada aksi profit taking singkat. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 4798 dan 4870, sedangkan support di level 4674 dan kemudian 4545.

Mata uang rupiah seminggu lalu terpantau kembali berlanjut menguat di antara koreksi nilai dollar secara global, di mana secara mingguan rupiah menguat ke level 13,485. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 14,025 dan 14,133, sementara support di level 13,420 dan 13,285.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
•    Dari kawasan Amerika: pada hari Senin pasar libur merayakan President’s Daya, lalu berupa rilis data Building Permits pada Rabu malam; dilanjutkan dengan rilis FOMC Meeting Minutes pada Kamis dini hari; yang diikuti dengan data tenaga kerja Unemployment Claims serta Philly Fed Manufacturing Index pada Kamis malam; ditutup dengan rilis Core CPI m/m pada Jumat malam.
•    Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data German ZEW Economic Sentiment pada Selasa sore; diteruskan dengan rilis tenaga kerja Claimant Count Change Inggris pada Rabu sore.
•    Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Prelim GDP q/q Jepang pada Senin pagi; selanjutnya pengumuman BI Rate pada Kamis siang yang diperkirakan masih bertahan di level 7.25%.

Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar terlihat masih tertekan dengan data ekonomi AS yang kurang menggembirakan dan kuatnya permintaan atas yen Jepang sebagai safe haven currency, di mana secara mingguan index dollar AS terpantau melemah ke level 95.920. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau menguat ke level 1.1255. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.1060 dan 1.0715 sementara resistance pada 1.1495 dan kemudian 1.1715.

Poundsterling minggu lalu terlihat stabil seputar level 1.4509 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.4080 dan kemudian 1.4050 sedangkan resistance pada 1.4675 dan 1.4950. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 113.30. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 117.55 dan 121.70, serta support pada 110.95 serta level 107.60. Sementara itu, Aussie dollar terpantau naik tipis ke level 0.7101. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.6975 dan 0.6830, sementara resistance level di 0.7250 dan 0.7390.

Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum melemah dalam kekuatiran akan pasar yang volatile terutama dengan gejolak harga minyak. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau mengalami penurunan ke level 14952. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 17090 dan 17957, sementara support pada level 14530 dan lalu 13875. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 18319. Minggu ini akan berada antara level resistance di 19770 dan 20240, sementara support di 18040 dan 18000.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau membukukan pelemahan walau di akhir minggu bisa memangkas sebagian kerugiannya karena masalah merosotnya harga minyak yang terakhir sempat berusaha rebound sedikit. Dow Jones Industrial secara mingguan melemah 1.4% ke level  15,965.21, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 16665 dan 16875, sementara support di level 15445 dan 15305. Index S&P 500 minggu lalu melemah ke level 1,859.38 dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 1950 dan 2005, sementara support pada level 1807 dan 1790.

Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau menguat mencapai level tertinggi setahunnya karena meningkatnya permintaan aset yang safe haven di tengah kekuatrian akan ekonomi global, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang menguat ke level $1234.35 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1263 dan berikut $1250, serta support pada $1180 dan $1110. Di Indonesia, harga emas terpantau naik ke level Rp530,036.

Pasar investasi nampaknya masih akan terus bergejolak. Adanya isyu kembalinya krisis global dan pemulihan parsial, menimbulkan harga yang volatile untuk sejumlah pilihan investasi, serta tentunya koreksi di sana-sini.  Gejolak pasar bisa berbentuk volatilitas yang tinggi pada satu periode, dapat juga berupa gelombang naik turun dalam irama yang diwarnai dengan ketidakpastian di periode waktu yang lainnya. Memang demikian situasi dan kondisi pasar. Untuk ambil keuntungan terhadap pasarnya, nampaknya, kitalah yang harus menambahkan pengetahuan dan keahlian (skill) dalam berinvestasi. Bagaimanapun, tidak ada salahnya sama sekali seseorang untuk menambah pengetahuan dan skill. Itu suatu bentuk investasi tersendiri juga. Untuk itu, Anda dapat belajar bersama vibiznews.com. Terimakasih bagi Anda yang telah tetap bersama dengan kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

alfredBy Alfred Pakasi ,

CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group

 

 

 

 

 

 

Editor: Jul Allens

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here