Ekspor tahunan Jepang di Januari turun terbesar sejak krisis keuangan global karena permintaan melemah di Tiongkok dan pasar utama lainnya, meninggalkan ekonomi dalam posisi genting setelah kontraksi di kuartal keempat. Ini merupakan penurunan terbesar sejak Oktober 2009 ketika krisis keuangan global mengetuk permintaan di seluruh dunia.
Data Departemen Keuangan menunjukkan ekspor turun 12,9 persen secara tahunan pada bulan Januari dibandingkan perkiraan pasar rata-rata untuk penurunan 11,3 persen, dipimpin oleh penurunan dalam pengiriman produk baja dan minyak.
Data terakhir ini menambah keprihatinan bahwa pemerintah Jepang yang tersisa dengan beberapa pilihan untuk menghidupkan kembali ekonomi tersandung bahkan dengan Bank of Japan tetap proaktif dalam pembuatan kebijakan, mengejutkan pasar bulan lalu dengan mengadopsi suku bunga negatif untuk memicu penguatan.
“Ekspor yang terseret oleh produk baja dan minyak karena situasi pasar. Selain itu, eksportir menahan dari pengiriman menjelang liburan Tahun Baru Imlek yang berlangsung lebih awal dari tahun lalu,” kata seorang pejabat kementerian.
Perlambatan di Tiongkok, mitra dagang terbesar Jepang, tetap menjadi hambatan besar pada perekonomian domestik maupun global, menekan eksportir komoditas dan membendung produk konsumen.
Pada bulan Januari, ekspor Jepang ke Tiongkok jatuh 17,5 persen dari tahun sebelumnya, turun untuk bulan keenam karena penurunan pengiriman dari perangkat kristal cair dan senyawa organik.
Perekonomian negara ekonomi ketiga terbesar di dunia tersebut turun 1,4 persen secara tahunan pada bulan Oktober-Desember. Sementara analis memperkirakan kembali ke pertumbuhan moderat dalam kuartal saat ini, dengan ekspor lesu dan belanja konsumen yang lemah menggarisbawahi kesulitan pembuat kebijakan dalam menempatkan ekonomi kembali ke jalur.
Jepang tidak sendirian dalam tekanan awal yang berat untuk para eksportir, dengan perlambatan negara yang bergantung dengan Tiongkok seperti Korea Selatan, Taiwan dan Singapura.
Pengiriman ke Asia, yang memperhitungkan lebih dari setengah dari keseluruhan ekspor Jepang, turun 17,8 persen pada Januari, menandai penurunan bulan kelima berturut-turut secara tahunan.
Ekspor di luar AS menurun 5,3 persen pada tahun ini sampai Januari, yang dipimpin oleh pengiriman bagian baja dan mobil, sementara pengiriman ke Uni Eropa turun 3,6 persen.
Impor turun 18,0 persen pada tahun hingga Januari, dibandingkan estimasi median untuk penurunan tahunan 16,0 persen, membuat neraca perdagangan menjadi defisit ¥ 645,9 miliar ($ 5,66 miliar).
Freddy/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang