Pergerakan dollar AS pada perdagangan sesi Eropa hari Jumat (19/02) berhasil menguat terhadap banyak rival utamanya kecuali terhadap yen dikarenakan anjloknya harga minyak mentah sehingga membuat kurs komoditas terpangkas kembali.
Selain karena anjloknya harga minyak mentah, aussie melemah sejak awal perdagangan merespon buruknya data pengangguran Australia bulan Desember yang meningkat serta pernyataan salah satu petinggi bank sentral Australia yang berpendapat nilai mata uang negara tersebut terlalu tinggi dan perlu diturunkan.
Terhadap euro dan pound, dollar masih unggul oleh sentiment pasar yang mixed dimana euro tidak berdaya oleh risalah hasil pertemuan ECB bulan Januari lalu yang memberikan sinyal pertambahan stimulus sedangkan pound menerima sentimen negatif dari pembahasan rencana keluarnya Inggris dari Uni Eropa dalam KTT yang diadakan hari ini.
Indeks dollar sejak awal perdagangan sesi Asia bergerak negatif namun masuki sesi Eropa berbalik arah oleh prospek data inflasi negeri tersebut yang akan dirilis malam nanti selain oleh sentimen negatif yang membayangi pergerakan rivalnya.
Untuk perdagangan sesi malam, pelaku pasar forex akan mencermati data ekonomi Amerika yang berpotensi akan mengangkat nilai mata uang dollar AS yaitu data inflasi bulan Januari yang diperkirakan akan meningkat dari periode sebelumnya.
Untuk pergerakannya di pasar spot terkini, indeks dollar yang mengukur kekuatan dollar AS terhadap rival utamanya alami kenaikan 0,01% setelah dibuka pada posisi 96,80 dan kini sedang bergerak pada kisaran 96,87.
Joel/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang