Market Outlook 22-26 February 2016

1192

Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau digerus profit taking setelah sempat mengalami penguatan melewati level 4800 mengikuti bursa kawasan dan global yang menanjak, sehingga secara mingguan bursa ditutup melemah ke level 4,697.56. Untuk minggu berikutnya ini (22-26 Februari) IHSG akan lebih wait and see, namun tetap berpeluang kembali menembus level 4800. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 4805 dan 4870, sedangkan support di level 4674 dan kemudian 4545.

Mata uang rupiah seminggu lalu terpantau masih cukup perkasa meskipun nilai dollar secara global sedang menguat kembali, di mana secara mingguan rupiah cukup stabil seputar level 13,490. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 14,025 dan 14,133, sementara support di level 13,420 dan 13,285.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
•    Dari kawasan Amerika: berupa rilis data CB Consumer Confidence pada Selasa malam; dilanjutkan dengan rilis Crude Oil Inventories pada Rabu malam; diikuti dengan data tenaga kerja Unemployment Claims serta Core Durable Goods Orders m/m pada Kamis malam; ditutup dengan rilis Prelim GDP q/q pada Jumat malam.
•    Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data German Ifo Business Climate pada Selasa sore; diteruskan dengan rilis Second Estimate GDP q/q Inggris pada Kamis sore.
•    Dari kawasan Asia Australia: kurang ada rilis data yang dapat menggerakkan pasar.

Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar terlihat balik menguat dengan data ekonomi AS yang cenderung positif, di mana secara mingguan index dollar AS terpantau menguat ke level 96.550. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau melemah ke level 1.1130. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.0810 dan 1.0715 sementara resistance pada 1.1495 dan kemudian 1.1715.

Poundsterling minggu lalu terlihat menurun ke level 1.4359 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.4080 dan kemudian 1.4050 sedangkan resistance pada 1.4675 dan 1.4950. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 112.65. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 114.90 dan 117.55, serta support pada 110.95 serta level 107.60. Sementara itu, Aussie dollar terpantau naik tipis ke level 0.7149. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.6975 dan 0.6830, sementara resistance level di 0.7250 dan 0.7390.

Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat mengikuti gain dari Wall Street dalam pasar yang cukup fluktuatif. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau mengalami penguatan ke level 15967. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 17090 dan 17957, sementara support pada level 14530 dan lalu 13875. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 19285. Minggu ini akan berada antara level resistance di 19820 dan 20240, sementara support di 18275 dan 18040.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau membukukan penguatan sekitar 2.5% –terhitung gain mingguan terbaik di tahun ini- dengan agak berkurangnya tekanan dari merosotnya harga minyak. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat ke level  16,385.63, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 16605 dan 17185, sementara support di level 15500 dan 15445. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 1,912.23 dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 1950 dan 2005, sementara support pada level 1807 dan 1790.

Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau tergerus profit taking setelah sebelumnya rally mencapai level tertinggi setahunnya, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang terkoreksi ke level $1229.00 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1263 dan berikut $1250, serta support pada $1180 dan $1110. Di Indonesia, harga emas terpantau turun tipis ke level Rp529,133.

Para pembaca barangkali telah melihat bahwa isyu kebijakan moneter dari sejumlah bank sentral global, apakah itu mengenai program stimulus atau penetapan suku bunga, begitu kerap mewarnai dan menggerakkan pasar, kadang mendatangkan bearish pasar, kadang mendorong rally-nya. Isyu paket stimulus di antara ketidakjelasan masa depan ekonomi global merupakan satu major fundamental yang menjadi penggerak utama pasar. Pergolakan ekonomi dunia nampaknya masih akan terus berlangsung dengan berbagai dinamikanya. Kita juga akan melihat sejumlah isyu lain yang dapat menggerakkan pasar nantinya. Vibiznews.com akan menjadi partner Anda sebagai investor dalam memantau tiap-tiap pergerakan pasar secara updated dan detail.  Baiklah, terima kasih karena telah bersama kami karena kami ada demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!  

 

alfredBy Alfred Pakasi ,

CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group

 

 

 

 

 

 

Editor: Jul Allens

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here