Visi Mewujudkan Ekonomi Digital Indonesia

697
Jakarta-2

Boston Consulting Group (BCG) memprediksi, bahwa pada tahun 2015 ini nilai transaksi e-commerce di Indonesia diperkirakan mencapai 10 miliar dolar AS atau lebih dari Rp 100 triliun. Hal ini, menurut Boston Consulting, dikarenakan tiga faktor yang mendorong, yaitu pengguna Internet yang diperkirakan mencapai 149 juta orang, popularitas sosial media, dan penetrasi telepon seluler yang bisa menjadi peranti akses Internet. Di samping itu, Boston Consulting memprediksi, ledakan e-commerce akan terjadi pada 2020 di mana jumlah kelas menengah di Indonesia akan mencapai 141 juta orang atau naik dua kali lipat dibandingkan 2011.

Lihat : Ekonomi Digital, Primadona Masa Depan Ekonomi Indonesia

Gambaran ini memberikan suatu potret menarik dalam pigura perekonomian Indonesia. Di tengah pertumbuhan ekonomi yang sedang melambat, yang dikabarkan telah menyentuh sampai kepada sektor retail yang biasanya memiliki daya tahan lebih panjang terhadap tekanan siklus ekonomi, ada segmen perdagangan yang justru sedang melesat secara signifikan. Itulah dia belanja secara digital. Ini bagian dari pergerakan ekonomi digital, yang belakangan kerap disebut dengan isitilah “d’economy”.

Pemerintah Indonesiapun menangkap potensi ekonomi digital ini. Pekan lalu, Presiden Joko Widodo menghadiri Special ASEAN-US Summit 2016, pertemuan para kepala negara ASEAN dengan Presiden AS. Dengan tema kerja sama ekonomi “Promoting an Innovative, Entrepreneurial ASEAN Economic Community”, para Kepala Negara/Pemerintahan ASEAN menekankan bahwa dukungan AS sangat berarti bagi ASEAN yang terus berproses memasuki era integrasi ekonomi.

Presiden Joko Widodo yang hadir dalam pertemuan tersebut, menyatakan ada dua poin utama yang harus diprioritaskan. Pertama, pengembangan dan ketahanan UKM. Kedua, pengembangan teknologi dan digital economy. Kedua hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi di hadapan para Kepala Negara/Pemerintahan ASEAN dan AS yang menghadiri Special ASEAN-US Summit 2016, di Sunnylands, Palm Spring California, AS, pada 15 Februari 2016.

Pada kunjungan ke AS, salah satu hal yang penting yang pemerintah hendak wujudkan adalah visi ekonomi digital Indonesia.

Presiden Jokowi menjelaskan bahwa sejumlah kebijakan telah diambil pemerintah utuk mewujudkan visi Indonesia sebagai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara dengan target 130 miliar dolar pada 2020 mendatang.

“Kebijakan itu antara lain peluncuran e-commerce roadmap dan 10 paket kebijakan ekonomi, serta fasilitas akses pembiayaan UMKM dan perusahaan IT baru,” papar Presiden Jokowi.

Rencana aksi jangka menengah dan jangka panjang telah diambil Indonesia untuk dapat mendorong terwujudnya visi tersebut. Diantaranya adalah dengan pemberian akses pembiayaan bagi UMKM dan perusahaan IT baru.

Akses tersebut berupa, Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan kebijakan likuiditas pasar bagi perusahaan start up. Di samping itu juga kebijakan modal ventura yang memberi insentif dan mempermudah pembiayaan bagi pengusaha IT baru.

Terkait visi tersebut, Presiden telah bertemu dengan beberapa CEO ternama perusahaan-perusahaan e-commerce kelas dunia.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menjelaskan, kunjungan Presiden Jokowi ke tempat perusahaan-perusahaan teknologi seperti google, facebook, twitter, dan sebagainya itu terkait dengan rencana pemerintah menumbuhkan ekonomi berbasis digital atau e-commerce.

“Kita sudah punya road map agar tahun 2020 dari sisi e-commerce saja diproyeksikan mencapai 130 miliar dolar,” kata Rudiantara saat dijumpai di Hotel Fairmount, San Fransisco, Rabu (16/2) sore.

Menurut Menkominfo, road map ekonomi berbasis digital terdapat 11 inisiatif yang sudah disepakati di tingkat menteri. Bahkan, lanjut Menkominfo, sudah ada team work, project manager office, yang memantau 11 inisiatif itu bisa berjalan dan target 130 miliar dolar bisa dicapai.

Google

Presiden Jokowi bertemu dengan CEO Google Sundar Pichai dan eksekutif perusahaan itu, di Silicon Valley, Rabu (17/2).

Pada kesempatan itu Presiden Jokowi menyampaikan apresiasi kepada Google dalam upaya mengatasi Illegal Unreported and Unregulated (IIU), dan berharap Google juga dapat mendukung upaya Indonesia untuk memberdayakan ekonomi digital bagi UMKM.

Presiden juga sempat melihat simulasi beberapa aplikasi, seperti penangkapan kapal penangkap ikan ilegal, dan merasakan betul manfaat dari aplikasi digital itu.

Facebook

Presiden Jokowi melakukan pertemuan dengan pendiri sekaligus CEO Facebook, Mark Zuckerberg, bersama para eksekutif perusahaan itu, di sela-sela kunjungannya ke Silicon Valley, AS, Rabu (17/2) siang.

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengapresiasi kontribusi Facebook bagi pembangunan ekonomi dan budaya digital Indonesia.

“Saya harap Facebook dapat bekerja sama membantu Indonesia mencapai visi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara yang mencapai 130 miliar dolar AS pada 2020,” pinta Presiden Jokowi.

Presiden meminta Facebook untuk mendukung edukasi developer IT baru di Indonesia.

Twitter

Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana mengunjungi kantor pusat Twitter, di San Fransisco, AS, Rabu (17/2) pukul 16.25 waktu setempat.

Pada pertemuan itu dengan CEO Twitter Jack Dorsey, Presiden Jokowi menyampaikan apresiasinya atas peran penting Twitter dalam demokrasi digital, dan sebagai salah satu platform media penting dunia, yang menyebarkan berbagai nilai positif bagi masyarakat dan good governance.

“Saya harapkan agar Twitter dapat meningkatkan kerja sama dengan Indonesia dalam menyampaikan pesan-pesan kemanusiaan, seperti disaster response dan menguatkan penyebaran toleransi, moderasi, dan perdamain,” kata Presiden Jokowi.

Plug and Play

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungannya ke Silicon Valley pada Rabu, 17 Februari 2016, juga mengadakan pertemuan dengan Saeed Amidi, CEO Plug and Play.

Plug and Play adalah perusahaan ventura yang memfasilitasi start up dan wirausaha baru di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Presiden berharap dapat menyaksikan langkah-langkah konkret, proyek proyek lanjutan di Indonesia sehingga visi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara segera terwujud.

Sebelum meninggalkan kantor Plug and Play, Presiden dan rombongan berkeliling meninjau kantor tersebut dan menuliskan “Start it up, prosper together” di dinding yang telah disediakan dan ditandatangani oleh Presiden serta telah ditempeli foto Presiden Jokowi.

Sesuai pembicaraannya dengan Facebook, Google, Twitter, serta Plug and Play, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa mereka telah memberikan komitmen untuk kerja sama dalam pengembangan ekonomi digital di Indonesia. Dengan Google misalnya, terdapat komitmen pelatihan 1000 technopreuner sampai nanti tahun 2020 dan juga dengan perusahaan-perusahaan yang lain juga akan ditindaklanjuti seperti yang diberikan komitmen Google terhadap Indonesia.

Mari kita dukung visi ekonomi digital Indonesia!

 

Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here