Pada penutupan perdagangan bursa saham Korea Selatan Selasa (23/02), indeks Kospi ditutup turun 2.14 poin, atau 0,11 persen, ke 1,914.22. Pelemahan indeks Kospi tertekan buruknya volume ekspor negara tersebut.
Lihat :Indeks Kospi Bergerak Negatif Tertekan Pelemahan Minyak Mentah Dan Kekuatiran Geopolitik
Volume ekspor Korea Selatan mengalami penurunan paling tajam pada bulan Januari sejak krisis keuangan global 2009. Bank of Korea mengumumkan pada hari Selasa (23/02) bahwa indeks volume ekspor sebesar 121.67 bulan lalu, turun 7,4 persen dari tahun lalu.
Penurunan ini merupakan yang terbesar yang tercatat sejak Mei 2009 ketika indeks anjlok 11,7 persen.
Bank sentral mengatakan bahwa indeks volume impor juga turun 5,9 persen secara tahunan pada bulan Januari menjadi 114.04. Ini adalah penurunan tertinggi yang dibukukan sejak November 2009 ketika indeks mengalami penurunan dari 11,3 persen.
Pada akhir perdagangan saham sore ini, saham-saham yang menekan indeks Kospi adalah saham Tongyang Networks yang turun -62,88, saham Daelim B turun -7,71%, saham Geneone Life Science turun -6,35%, saham Rifa Industrial turun -6,01%, saham Daewoo Electronic Components turun -5,2%.
Sementara untuk indeks kospi berjangka terpantau naik 0,25 poin atau 0,11% pada posisi 236.25, naik dari penutupan sebelumnya pada 236.00.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan pada perdagangan selanjutnya, indeks Kospi berpotensi melemah terbatas dengan belum adanya fundamental yang menguatkan ekonomi Korsel. Namun akan juga memperhatikan pergerakan bursa Wall Street dan harga minyak mentah yang jika menguat akan membantu kenaikan indeks Kospi. Indeks Kospi diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Support 232.85-229.94 dan kisaran Resistance 238.32-241.40.
Freddy/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang