Pergerakan dollar AS pada perdagangan sesi Eropa hari Rabu (24/02) berhasil menguasai semua rival-rivalnya kecuali terhadap yen ditengah perdagangan minyak mentah yang kembali terjun mendekati kisaran harga dibawah US$30 per barel. Penguatan dollar sore ini mengambil pijakan sentimen negatif yang melemahkan rival-rivalnya tersebut.
Terhadap kurs komoditas seperti aussie, dollar Canada dan kiwi dollar berhasil menguat akibat sentimen turunnya harga minyak mentah. Terhadap pound dollar berhasil menguat oleh sentimen polemik keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit. Poundsterling jatuh ke jurang terdalam 7 tahun terhadap dollar oleh sentimen tersebut.
Demikian terhadap euro yang memiliki fundamental yang lemah oleh rencana penambahan stimulus ECB kepada ekonomi negara anggotanya, dollar menguat tinggi ke posisi tertinggi dalam 3 minggu terakhir. Sentimen inilah yang membuat kurs ini tidak bisa ikuti kurs safe haven yen.
Indeks dollar sejak awal perdagangan sesi Asia masih bergerak negatif namun masuki sesi Eropa berbalik arah meski aset safe haven sedang diburu. Yen berhasil unggul terhadap dollar dikarenakan anjloknya bursa saham Asia dan juga Eropa hari ini serta turunnya kembali harga minyak mentah.
Dan untuk perdagangan sesi malam, pelaku pasar forex tampaknya masih akan memilih aset safe haven daripada dollar AS menimbang mixednya date ekonomi yang dirilis seperti data flash service PMI diperkirakan menunjukkan kenaikan data, berikutnya data persediaan minyak mentah AS yang diperkirakan menurun lalu yang menunjukkan data negatif datang dari data penjualan rumah baru bulan Januari lalu.
Untuk pergerakannya di pasar spot terkini, indeks dollar yang mengukur kekuatan dollar AS terhadap rival utamanya alami kenaikan 0,2% setelah dibuka pada posisi 97,48 dan kini sedang bergerak pada kisaran 97,73.
Joel/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang