Pada pembukaan perdagangan bursa saham Korea Selatan Kamis (24/02), indeks Kospi dibuka positif, saat ini terpantau naik 10,10 poin, atau 0,53 persen, pada 1922.63. Penguatan indeks Kospi terdorong penguatan bursa Wall Street dan harapan stimulus kebijakan ketenagakerjaan.
Lihat :Bursa Korea Selatan Berakhir Turun Tertekan Pelemahan Minyak Mentah dan Won
Bursa Wall Street ditutup lebih tinggi pada akhir perdagangan Rabu terbantu kenaikan harga minyak mentah mengimbangi penurunan di sektor keuangan untuk membantu saham pulih dari penurunan intraday lebih dari 1,5 persen. Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 53,21 poin, atau 0,32 persen, di 16,484.99. Indeks S & P 500 naik 8,53 poin, atau 0,44 persen, pada 1,929.80. Indeks Nasdaq ditutup naik 39,02 poin, atau 0,87 persen, pada 4,542.61.
Pemerintah Korea Selatan berencana untuk menyusun langkah-langkah baru untuk meningkatkan lapangan kerja dalam rangka lebih merespon perubahan yang terjadi di pasar tenaga kerja. Menteri Tenaga Kerja Korea Selatan, Lee Ki-kweon memimpin pertemuan Kamis yang dihadiri oleh kepala delapan lembaga penelitian milik pemerintah untuk membahas cara-cara untuk meningkatkan pasar tenaga kerja. Peserta sepakat untuk memperkuat evaluasi kebijakan pemerintah berkaitan dengan dampaknya terhadap peningkatan pekerjaan serta memantau upaya penciptaan lapangan kerja pemerintah.
Pada awal perdagangan pagi ini, saham-saham yang menguatkan adalah saham Dongbuka No 11 Ship Investment yang naik 9,72%, saham Maniker naik 5,42%, saham Hanwha Chemical naik 5,12%, saham Hanwha naik 4,74%, saham Ib Worldwide naik 4,11%.
Sementara untuk indeks kospi berjangka terpantau naik 1,35 poin atau 0,57% pada 236.60, naik dari posisi penutupan sebelumnya pada 235.25.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan indeks Kospi akan bergerak melemah terbatas merespon pelemahan ekonomi domestik dan potensi pelemahan minyak mentah. Indeks Kospi diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Support 233.63-230.94 dan kisaran Resistance 239.65-242.76.
Freddy/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang