Pergerakan kurs Euro yang dibuka kuat pada perdagangan sesi Asia terpangkas pada pertengahan sesi Eropa hari ini (25/02) seiring pulihnya kembali dollar AS yang tertekan oleh pelemahan harga minyak mentah yang terkoreksi di sesi Asia. Selain sentimen tersebut, penurunan kurs euro sore ini terjadi akibat rilis data ekonomi yang kurang bersahabat yaitu data inflasi negeri Spanyol dan Perancis.
Masuki perdagangan sesi Eropa murahnya harga minyak jenis Brent dimanfaatkan pasar untuk lakukan bargain hunting sehingga mengangkat kembali harga minyak yang sedang melemah baik minyak WTI (Amerika) maupun Brent. Kenaikan harga minyak mentah inilah yang mengangkat dollar AS kembali terhadap yen Jepang.
Sentimen negatif semakin kuat menekan euro setelah rilis data prelim inflasi Spanyol mengecewakan, dimana inflasi lanjut kontraksi dan lebih dalam menjadi -0,8% setelah periode sebelumnya -0,3%. Demikian prelim inflasi Perancis berada dibawah ekspektasi kenaikan.
Dari sisi pergerakan indeks dollar AS, sejak awal perdagangan sesi Asia sempat bergerak negatif namun masuki sesi Eropa berbalik arah oleh naiknya harga minyak mentah dan untuk perdagangan sesi malam, pelaku pasar forex tampaknya akan terus mengangkat dollar mencermati data ekonomi Amerika seperti data personal spending dan neraca perdagangan bulan Januari. Namun diwaspadai dollar lemah kembali oleh data estimasi PDB Q4-2015 menghiraukan data yang mengkhawatirkan dari estimasi PDB AS.
Pergerakan kurs Euro di sesi Eropa (08:30:35 GMT) bergerak lemah terhadap dollar AS, setelah dibuka kuat pada 1.1014 di awal perdagangan (00.00 GMT), kurs Euroturun 4 pips atau 0,01% dan nilai bergulir berada pada 1.1010.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga penutupan perdagangan sesi Amerika berakhir besok pagi, analyst Vibiz Research Center memperkirakan pair EURUSD dapat naik ke posisi resisten 1.1050-1.1081 namun jika koreksi maka pair dapat turun kembali ke posisi 1.0987.
Joel/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang