Indonesia mencatatkan hasil deflasi 0,09 persen secara bulanan pada bulan Februari, sedangkan secara tahunan bukukan kenaikan tipis inflasi pada 4,42 persen dengan penurunan harga pangan dan listrik, demikian rilis yang diumumkan Biro Pusat Statistik Indonesia, Selasa (01/03).
Deflasi bulanan 0,09 persen pada bulan Februari adalah sedikit di bawah perkiraan Bank Indonesia, yang sebelumnya diperkirakan deflasi 0,13 persen selama bulan Februari.
Kepala BPS, Suryamin menyatakan indeks harga konsumen turun 0,09 persen secara bulanan, melambat dari 0,51 persen pada Januari. Namun, laju penurunan harga itu lebih dalam pada tahun lalu, sedangkan tingkat tahunan masih meningkat, lebih tinggi dari 4,14 persen yang tercatat pada bulan lalu.
Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok bahan makanan 0,58 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,45 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,15 persen. Penurunan harga listrik pada 5 Januari merupakan salah satu faktor pendorong deflasi.
Lihat : Pemerintah Pusat dan Daerah Sepakati 10 Langkah Pengendalian Inflasi
Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi, yaitu: kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,63 persen; kelompok sandang 0,64 persen; kelompok kesehatan 0,26 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,06 persen.
Sedangkan inflasi inti, tidak termasuk komponen volatil dan harga ditentukan oleh pemerintah, menurun pada 3,59 persen dibandingkan hasil Januari di 3,62 persen.
Dengan hasil ini menggambarkan inflasi Indonesia masih terkendali, sesuai dengan estimasi inflasi Bank Indonesia di kisaran 4 +/- 1 persen, memungkinkan bank sentral untuk melanjutkan pelonggaran suku bunga acuan pada pertemuan dewan gubernur pada 16 Maret dan 17.
Bulan lalu, bank sentral memangkas suku bunga sebesar 0,25 persen menjadi 7,0 persen untuk kedua kalinya tahun ini sebagai upaya untuk menopang pertumbuhan PDB yang meningkat di kuartal terakhir tahun lalu.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang